Post ADS 1
Tokoh  

Ekspresi Cinta Penikmat Kopi di Balik Spirit Pendirian Kafe Mori Coffee

Pardin Anwar

KECINTAAN pada kopi membawa Pardin Anwar membuka sebuah kafe yang diberi nama Mori Coffee di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 Desember 2020.

Selama dua hingga tiga tahun sebelum membuka kafe tersebut, Pardin telah “bergerilya” untuk menikmati kopi-kopi di berbagai kafe di Kota Mataram.

“Jadi, membuka usaha ini karena kecintaan pada dunia perkopian,” jelas dia saat berbincang dengan ntbnews.com pada Rabu (25/8/2021) malam.

Selain itu, ia ingin mendorong para pemuda berwirausaha. Sebab selama ini, banyak kalangan yang masih berpandangan bahwa menjadi Aparat Sipil Negara (ASN) merupakan satu-satunya pilihan pekerjaan yang menjanjikan kehidupan di masa depan.

Padahal, menurut dia, profesi ASN hanyalah salah satu dari sekian banyak pekerjaan. Karena itu, Pardin menampung para pemuda yang ingin belajar berwirausaha.

“Kalau ingin belajar di sini, saya terbuka untuk memberikan peluang pada anak-anak muda. Ada beberapa orang yang datang, saya terima dengan baik,” katanya.

Bergerak di usaha kafe, menurut Pardin, membutuhkan modal awal sekitar Rp 30 juta. Ia pun ditopang banyak pihak saat memulai usaha tersebut.

Omzetnya relatif menjanjikan. Meski pandemi Covid-19 telah menyerang Indonesia, warga Kota Mataram masih bebas keluar rumah. Pada dua hingga tiga bulan pertama, pengunjungnya cukup banyak.

“Selama PPKM ini, pendapatannya hanya untuk biaya operasional saja,” katanya.

Mori Coffee dibuka pada pukul 17.00-22.00 Wita. Namun, kenyataannya, setiap hari kafe tersebut beroperasi hingga pukul 01.00 Wita.

“Yang berkunjung bisa 15 orang. Kadang juga 10 orang. Bahkan kalau sepi, enggak ada. Apalagi waktu PPKM kemarin. Karena terbatas. Bukanya jam lima. Tutupnya jam delapan. Ya, pasti terbatas pengunjungnya,” ucap dia.

Pada awalnya, dia lebih banyak menyuguhkan kopi-kopi lokal seperti kopi sembalun, tambora, dan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, sejumlah pelanggannya juga mencari varian kopi di luar NTB. Salah satunya kopi gayo.

“Tapi sekarang yang lebih banyak diminati itu kopi lokal arabica sembalun. Sebenarnya kalau soal keunggulan, ada keunggulannya,” jelas Pardin.

Dalam memulai usaha, ia mengaku tak terpengaruh dengan menjamurnya kafe di Kota Mataram. Konsepnya, ia ingin mengakomodir para pemuda, khususnya mahasiswa-mahasiswa dar Bima yang sedang menempuh studi di Kota Mataram.

Jika selama ini mereka tak memiliki wadah untuk berdiskusi dan berekspresi, dengan luas areal parkir dan tempat yang representatif untuk kawula muda, di Mori Coffee telah disediakan wadahnya.

“Kalau adik-adik di sini mau mengadakan diskusi publik, kami siap memfasilitasinya. Sehingga kita berdiskusi dan minum kopi,” ujarnya.

Pardin mengatakan, kejahatan yang banyak bermunculan di berbagai daerah di NTB tak lain karena terbatasnya lapangan pekerjaan. Sehingga berwirausaha bisa menjadi pilihan yang tepat.

Di samping itu, kopi juga bisa menjadi alternatif bagi anak-anak muda yang ketergantungan narkoba. Saat meminum kopi, seseorang dapat terhindar dari keinginan untuk mengonsumsi barang haram tersebut.

“Itu juga salah satu motivasinya. Ini memang banyak yang enggak percaya, tapi silakan, bisa dibuktikan,” katanya.

Ia menjelaskan, para pengunjung di Mori Coffee umumnya berasal dari kalangan muda. Namun, ada juga para penikmat kopi dari beragam usia.

“Mereka pemain-pemain kopi lama. Penyajian kopi di sini sangat diakui,” bebernya.

Pada awalnya, selama sepekan, ia menggratiskan para pengunjung untuk menikmati kopi di Mori Coffee. Mereka bebas memilih kopi.

Kemudian, tiga hari setelah itu, Pardin mendatangkan para penikmat kopi dan barista di Kota Mataram. Mereka diminta untuk menikmati kopi yang disuguhkan kafe tersebut.

“Saya menguji barista di Mori Coffee. Memang dia belum bersertifikat, tapi kemampuannya sudah diakui banyak orang,” katanya.

Mori Coffee memiliki menu spesial sehingga para pengunjung datang ke kafe tersebut. Namanya, mori spesial. Menu ini berupa kopi espresso double soup yang disertai madu dan lemon.

“Yang kedua, ada namanya kopi bir. Tapi ini halal. Namanya saja kopi bir. Ini kopi espresso yang ditambah soda sama lemon dan es batu,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ufqil Mubin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *