NTBNEWS.COM, Sumbawa – KMHDI Mengajar yang telah resmi dibuka di Banjar Wanagiri, Desa Sabedo, Kec. Utan. Pada acara pembukaan tersebut PD KMHDI NTB membalut acara dengan menggelar Ruang Dialog Jilid III dengan mengusung tema, “Pernikahan Dini”. Narasumber dalam kegiatan Ruang Dialog ini adalah Bunda Hj. Niken Saptarini Widyawati, S.E., M.Sc. selaku Rektor Universitas Teknologi Sumbawa.
Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh PHDI Kabupaten Sumbawa, PHDI Kec. Utan, Kepala Desa Sabedo, Ketua Banjar Wanagiri dan Kembang Sari. Ruang Dialog Jilid III PD KMHDI NTB di Gelar di Bale Banjar Wanagiri Desa Sabedo, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Minggu (07/04).
Pada kesempatan ini, Kepala Desa Sabedo, Arifin, S.T berharap bahwa Masyarakat Dusun Bina Karya, khususnya anak usia dini dapat termotivasi untuk mengikuti jenjang pendidikan lebih tinggi.
“Para adik-adik ini kedepan harapannya dapat termotivasi dengan melihat teman-teman mahasiswa yang melaksanakan kegiatan KMHDI Mengajar, dan mereka dapat mengikuti jejak teman-teman mahasiswa yang berkegiatan di sini. Harus meraih cita -cita yang tinggi dan menghindari pernikahan di usia yang masih anak”, ucapnya dengan harapan yang tulus”, jelas beliau.
Ketua PD KMHDI NTB, Ni Putu Virgi Eka Ayu Rasta dalam sambutannya juga menambahkan agar anak-anak sadar pada dampak pernikahan dini.
“Pernikahan anak di NTB cukup tinggi, kami sebagai generasi muda Hindu sangat prihatin. Kami beromitmen dan berkewajiban untuk menyiapkan generasi muda agar jadi pemimpin. Pernikahan dini berdampak stunting, merugikan kemampuan dan kontribusi mereka. Maka melalui ruang dialog ini penting sebagai langkah kecil untuk membangun kesadaran”, ucapnya singkat tapi padat.
Bunda Hj. Niken Saptarini Widyawati yang akrab di sapa bunda Niken mengkoreksi bahwa Ruang Dialog kali ini akan membahas mengenai Pernikahan anak, bukan pernikahan dini.
“Dalam Ruang Dialog kali ini, kita akan membahas tentang pernikahan anak, bukan pernikahan dini. Bunda ingin menekankan bahwa pernikahan bukanlah sesuatu yang enteng atau permainan, melainkan sesuatu yang serius dan berat. Pernikahan akan mengikat secara lahir dan batin, menjadikan laki-laki dan perempuan sebuah keluarga”, ungkapnya dengan tegas.
Selain itu, beliau juga menegaskan mengenai dampak pernikahan anak yang cukup signifikan.
“Dampak dari pernikahan anak sangat signifikan, mulai dari putus sekolah, risiko kemiskinan, bahaya kekerasan dalam rumah tangga, hingga pola asuh yang salah yang dapat menyebabkan stunting pada anak. Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami kekurangan gizi, yang mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat dan keterlambatan dalam perkembangan kognitif”, tambah beliau.
Pada kegiatan tersebut dilangsungkan juga sesi tanya jawab, saudari Wiwin leslesy salah satu mahasiswa Hindu mengajukan pertanyaan singkat, “Apa yang menjadi penyebab dari pernikahan anak itu sendiri bunda?”, ucapnya.
Dengan bahasa yang lugas dan mudah mengerti Bunda Niken pun menjawab pertanyaan tersebut.
“Salah satu penyebabnya adalah karena berpacaran, lebih baik anak-anak jangan pacaran dulu,” kata Rektor UTS. “Fokus pada karir dan mengejar cita-cita. Terus melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi, agar menjadi orang yang bisa membangun desa kita sendiri. Sehingga bisa memajukan Nusa Tenggara Barat dari desa masing-masing”, jelas beliau.
Kegiatan ruang dialog ini pun di akhiri dengan penyerahan sertifikat oleh ketua PD KMHDI NTB kepada Bunda Niken dan foto bersama seluruh peserta. Dengan harapan kedepannya, apa yang sudah disampaikan dapat diterima sehingga menjadi pertimbangan bagi orang tua untuk anak-anaknya. (*mk)