Post ADS 1

Krisis Air di Gili Meno dan Gili Trawangan Diduga Memicu Pergantian Pj Gubernur NTB

MATARAM, ntbnews.com – Krisis air yang melanda Gili Meno dan Gili Trawangan diduga menjadi salah satu faktor utama yang memicu pergantian Penjabat (PJ) Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Aryadi. Manyjen (Purn) TNI Hasanuddin dikabarkan akan dilantik sebagai PJ Gubernur NTB yang baru menggantikan Lalu Gita Aryadi.

Informasi ini disampaikan oleh Samsul Qomar, yang juga menyuarakan harapan masyarakat terkait penanganan berbagai masalah di provinsi tersebut.

Samsul Qomar, mewakili masyarakat di sekitar ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) Mandalika, berharap PJ Gubernur yang baru dapat menyelesaikan krisis air yang melanda Gili Meno dan Gili Trawangan, serta menyelesaikan sengketa lahan di sekitar sirkuit Mandalika.

“Jadi, ada dua isu utama mengapa PJ ini diganti. Pertama, karena manuver politiknya yang ingin mencalonkan diri menjadi Gubernur, dan kedua, karena tidak mampu meredam kegaduhan akibat isu krisis air di daerah wisata utama yang menjadi isu nasional,” ujar Samsul Qomar, dalam keterangannya, Senin (24/6/2024).

Awal Mula Krisis Air di Gili Meno

Krisis air di Gili Meno diketahui mulai terjadi sejak penahanan William John Matteson, pemilik PT Berkah Air Laut (BAL), dan Samsul Hadi, Direktur Utama PT Gerbang NTB Emas (GNE), akibat tuduhan penyalahgunaan izin. Hal ini menyebabkan pasokan air bersih di pulau tersebut terhenti.

Warga Gili Meno telah mengeluhkan tidak adanya air bersih selama lebih dari empat minggu, yang berdampak pada sektor pariwisata dan menurunkan jumlah wisatawan.

Dampak Ekonomi dari Krisis Air

Krisis ini juga menyebabkan usaha akomodasi dan restoran di Gili Meno menghadapi peningkatan biaya operasional, karena harus mengimpor air bersih dari luar pulau menggunakan kapal tongkang dengan biaya mencapai Rp2,5 juta per hari.

Situasi ini sangat mempengaruhi operasional hotel dan restoran, serta berdampak negatif pada perekonomian lokal.

Upaya Penyelesaian Krisis Air

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kabupaten berencana menggandeng PT Tiara Cipta Nirwana (PT TCN) sebagai penyedia air bersih baru di Gili Meno.

Namun, upaya ini ditolak oleh warga karena kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan harga air yang lebih tinggi. Harga air dari PT TCN adalah Rp30.000 per kubik, sementara harga air dari PT BAL sebelumnya adalah Rp18.000 per kubik.

Samsul Qomar berharap PJ Gubernur yang baru, Mayjen (Purn) TNI Hasanuddin, dapat membawa solusi yang konkret bagi krisis air di Gili Meno dan menyelesaikan sengketa lahan di ITDC Mandalika.

Masyarakat dan pelaku usaha pariwisata sangat mengandalkan tindakan cepat dan efektif dari pemimpin baru untuk menangani masalah-masalah ini, demi menjaga keberlanjutan dan kesejahteraan daerah.

Harapan Baru untuk NTB

Pergantian PJ Gubernur ini diharapkan akan memberikan angin segar dan solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi isu-isu berat yang menghambat perkembangan pariwisata dan ekonomi di Nusa Tenggara Barat.

Masyarakat NTB berharap agar Mayjen (Purn) TNI Hasanuddin dapat mengembalikan kondisi normal dan memastikan keberlanjutan pasokan air bersih di Gili Meno dan Gili Trawangan serta menyelesaikan sengketa lahan yang ada.

Dengan semangat baru dari pemimpin yang baru, diharapkan NTB dapat kembali ke jalur perkembangan yang positif dan mengatasi segala tantangan yang dihadapi, demi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan sektor pariwisata di provinsi tersebut.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *