NTBNEWS.COM-Jakarta Uhamka- Acara seminar dan pameran perjuangan Palestina kerjasama Uhamka dan Aqso Working Grub (AWG), dilaksanakan di Kampus Uhamka Jakarta, Rabu,17/01/2024.
Kegiatan seminar dan pameran perjuangan Palestina ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk memberikan dukungan terhadap perjuangan Palestina. Hadir dalam kegiatan tersebut Rektor Uhamka, Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum, para Wakil rektor, Deputi Ambasador Palestina Mr. Muammar, M.H., MILHIM, Ketua Umum Asqo Working Group H. Agus Sudarmaji, Psi., M.Sc, Farid Zanjabil Al-Ayubi Relawan Mer-c.
Tampil sebagai narasumber dalam seminar palestina Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A, ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto menguraikan, Genosida yang dilskukan oleh Israel telah merenggut nyawa manusia dalam jumlah lebih dari 23 Ribu orang di Gaza Palestina. Ini mengharuskan kita untuk memperkokoh empati kemanusian sekaligus keberanian untuk menolak Dan melawan kejahatan kemanusiaan zionis Israel. Segala bentuk penjajahan diatas muka bumi dan kejahatan yang secara sengaja merampas, merugikan dan menghilangkan nyawa manusia harus dilawan. Ujarnya
MUI (Majelis Ulama Indonesia) senantiasa menyuarakan serta memberikan respon terhadap soal-soal internasional, salah satu diantaranya soal Palestina. Ada empat Hal yang perlu kita siapkan dalam membantu mendorong kemerdekaan bagi palestina.
Pertama, Palestina hingga pada Abad Ke-21 belum mendapatkan kemerdekaan, dan Indonesia memiliki hutang sejarah membantu mendorong kemerdekaan bagi Palestina. Akan tetapi Global injustice (ketidak keadilan global) belum selesai dan masih berlangsung serta mempengaruhi secara negatif terhadap PBB dan mengakibatkan krisis kemanusiaan antara lain Genosida zionis Israil. Dengan begitu, kemerdekaan Palestina masih belum bisa diwujudkan. Sehubungan dengan itu, kita harus berterima kasih Dan mendukung upaya Afrika Selatan yang mengajukan Israel ke Mahkamah internasional. Berharap Israel benar benar akan memperoleh sanksi atas kejahatan yang telah dilakukan.
Kedua. Peran Civil Society menjadi penting dalam mendorong dunia menggaungkan perlawanan atas genosida yang dilakukan Zionisme israil sekaligus mendorong lahirnya keadilan dunia jangan sampai penjajahan terus berlanjut. Public pressure harus terus dilakukan baik kepada Israel maupun Amerika.
Ketiga, Aksi Demonstrasi pembelaan terhadap Palestina perlu terus digalakkan. Persaudaraan global lintas bangsa, negara, agama Dan golongan sangat penting dilakukan. Apa yang terjadi di Palestina bukan sekedar persoalan Hamas-Israel, akan tetapi ini persoalan kejahatan kemanusiaan yang menjadi musuh kemanusiaan global.
Keempat, Perlu penguatan literasi yang benar terhadap apa yang terjadi di Palestina. Kezoliman Zionis israil bukan tanpa sebab, melainkan motif ekonomi, wilayah kekuasaan, politik, keamanan, karena itu literasi yang benar penting dibangun agar kesadaran kemanusiaan terus tumbuh. Dengan demikian kita bisa bersama-sama memahami secara baik bahwa genosida sebagaimana yang dilakukan Zionisme Israil adalah musuh bagi setiap orang dan harus dilawan, tutupnya.
Sementara Ketua Umum Asqo Working Group H. Agus Sudarmaji, Psi., M.Sc, menyampaikan bahwa sebanyak 15 juta warga palestina kehilangan tempat tinggal, dan berdasarkan pada Federasi Jurnalis internasional (IFJ) sekitar 94 wartawan telah dibunuh, dan hampir 400 lainya dipenjara. Semua ini harus dilawan oleh semua orang dan bahkan oleh pemerintahan manapun yang memiliki nurani. Amanat pembukaan UUD 1945 mengharuskan kita untuk ikut serta menghapuskan segala bentuk penjajahan di atas muka bumi dan ikut mendorong perdamaian abadi.
Literasi menjadi hal penting untuk menopang kekuatan serta menyadarkan kita semua bahwa apa yang terjadi di Palestina bukan peperangan semata melainkan lebih dari itu. Ini adalah Genosida yaitu pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memusnahkan (atau membuat punah) bangsa tersebut. Ini yg sedang terus dilakukan Israel.
Sementara itu Farid Zanjabil Al-Ayubi Relawan Mer-c. sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Palestina, menceritakan pengalaman dan perjuangan Palestina atas genosida yang terjadi. Tutupnya (mk)