Bima, Ntbnews.com – Banjir bandang di Kabupaten Bima mengakibatkan kerusakan rumah warga serta kerugian ditaksir miliaran rupiah. Selain itu, bencana alam itu telah memakan satu orang korban.
Korban yang meninggal dunia itu bernama A. Hamid (70), warga Desa Sie, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima.
Nukrah (43), keponakannya, menceritakan kronologi meninggalnya Hamid.
Dia menyebutkan, pamannya itu memang sering tinggal di sawah dan pulang hanya untuk makan di rumah kakaknya yang juga ayah Nukrah.
“Ke rumah keluarga hanya untuk makan,” jelas Nukrah kepada Ntb News, Sabtu (3/4/2021).
Terkadang adik perempuannya meminta Hamid tidur di rumahnya setelah ia makan. Tetapi dia tidak mau. Setelah makan, biasanya ia kembali ke sawah dan tidur di sana.
“Dia lebih senang tidur di saung sendiri daripada di tempat lain,” terang Nukrah.
Pada saat banjir bandang kemarin, dia sedang berada di saung yang menjadi tempat tinggalnya di sawah. Kubuk itu terendam banjir. Saat itu, kandang ayam yang terbawa banjir menghantam saung Hamid.
Orang-orang di sekitar melihatnya di saung itu, bahkan mengulurkan tangan dan meminta tolong. Tetapi pada saat itu mereka juga sedang sibuk mengurus dan menyelamatkan diri serta barang-barang berharga mereka.
Hanya berselang beberapa menit, Hamid tak lagi terlihat oleh warga. Pasalnya, pada Jumat (2/4/2021) sore itu banjir baru saja datang.
“Saat itu ada warga yang melihatnya. Pada saat meminta tolong, mereka tidak berani untuk menolong karena banjir bandangnya besar,” beber Nukrah.
Dia menjelaskan, almarhum terbawa arus banjir sekitar pukul 16.00 Wita. Jasanya kemudian ditemukan pukul 20.30 Wita oleh Israil (55) yang hendak berangkat ke sawahnya.
Jasad Hamid ditemukan di Kuburan Lama Desa Sie. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari saungnya.
Setelah Israil menemukan mayatnya, ia meminta bantuan kepada warga dan keluarga Hamid untuk mengevakuasi korban.
Kata Nukrah, jasad korban sampai di rumah duka yang bertempat di RT 14, RW 4, Desa Sie, sekitar pukul 22.00 Wita.
“Kami sekeluarga menerima dengan ikhlas atas kejadian ini. Karena sudah ditakdirkan oleh Allah SWT,” kata Nukrah.
Ia menyebutkan, pamanya memiliki badan yang tidak terlalu gemuk. Juga tak terlalu kurus. Tidak terlalu tinggi dan tak terlalu pendek, serta berkulit sawo matang.
“Kondisi tubuhnya sudah agak membungkuk,” ungkap Nukrah. (*)
Penulis: Arif Sofyandi
Editor: Ahmad Yasin