Post ADS 1

Sejarah Lahirnya TNI, Dari BKR hingga ABRI

MATARAM, ntbnews.com – Lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia.

TNI awalnya terbentuk dari organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang didirikan setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Melansir arahbaru.com, BKR dibentuk sebagai respons terhadap situasi keamanan yang tidak menentu setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Anggota BKR terdiri dari berbagai pejuang kemerdekaan dengan latar belakang berbeda-beda. Sebagian di antaranya adalah mantan prajurit Pembela Tanah Air (PETA), sementara lainnya adalah sukarelawan yang bertekad menjaga keamanan dan ketertiban di fase awal kemerdekaan.

Pada masa itu, BKR dipimpin oleh tokoh-tokoh penting seperti Dr. Sutomo dan Sjahrir.

Meski bersifat sukarela, BKR menjadi cikal bakal tentara yang memiliki tugas pokok untuk melindungi kemerdekaan Indonesia yang baru diraih.

Transformasi Menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)

Pada 5 Oktober 1945, BKR kemudian diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melalui Dekrit Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno.

Jenderal Soedirman ditunjuk sebagai Panglima TKR. Tanggal 5 Oktober ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun TNI yang diperingati setiap tahun.

Pergantian Nama Menjadi Tentara Nasional Indonesia

Selanjutnya, pada 5 Januari 1946, nama TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Perubahan ini dilakukan untuk menyelaraskan struktur tentara Indonesia dengan standar internasional militer.

Namun, nama TRI hanya bertahan singkat. Pada 3 Juni 1947, nama tersebut diubah lagi menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai respons terhadap agresi militer Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

Penyatuan TNI dengan Kepolisian Menjadi ABRI

Pada tahun 1962, dalam rangka memperkuat pertahanan dan keamanan negara, TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara menjadi satu kesatuan yang dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Namun, langkah ini hanya berlangsung hingga 1 April 1999, ketika ABRI dibagi kembali menjadi dua institusi terpisah: TNI dan Polri.

Pengembalian ini bertujuan agar kedua institusi bisa lebih fokus dalam menjalankan tugasnya masing-masing, yakni TNI sebagai penjaga pertahanan dan Polri sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sejarah panjang TNI menunjukkan betapa pentingnya peran tentara dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

Mulai dari BKR, TKR, hingga menjadi TNI seperti yang kita kenal saat ini, institusi ini terus mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan dinamika politik dan kebutuhan pertahanan negara.

Seperti yang dinyatakan oleh Presiden Soekarno pada pidato peringatan HUT TNI ke-1, “TNI adalah tulang punggung bangsa yang akan senantiasa melindungi negara dari segala ancaman.”.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *