ntbnews.com- Kekejaman yang dilakukan di Andalusia kini terjadi lagi di Palestina.
Sungguh tak terbayangkan bagi manusia dan kemanusiaan secara bertahap dan sistematis umat Islam diusir dari tanah airnya terus diburu dan dianiaya
Orang-orang Kristen dari berbagai tempat di deretan Eropa didatangkan ke wilayah-wilayah muslim sehingga secara demografi terjadi perubahan yang signifikan
Mereka yang memilih bertahan harus membayar pajak yang tidak masuk akal dan mendapat perlakuan diskriminatif yang menghinakan
Pada waktu itu bahkan Ratu Isabella membuat peraturan, seorang muslim tidak boleh memasuki rumah orang Kristen kecuali kalau ia seorang dokter!
Semua hal yang berbau Islam dihapuskan tak boleh ada ingatan yang tersisa. Tak ada lagi penduduk Andalusia yang diizinkan menggunakan nama-nama Islam.
Nama tempat, bangunan, atau penanda lainnya, semua diganti menggunakan bahasa Latin.
Gerbang-gerbang kota dijaga prajurit untuk merazia para Mujahid yang masih melakukan perlawanan secara sporadis untuk mempertahankan tanah airnya.
Di pos-pos penjagaan disediakan daging babi yang harus dimakan sebagai skrining Apakah orang itu muslim atau bukan.
Bukankah itu semua terasa sangat familiar dengan apa yang kita saksikan di Palestina hari ini?
Penjarahan, penganiayaan, pembantaian, pengepungan, blokade makanan minuman obat-obatan, penghancuran fasilitas umum, pengrusakan masjid dan Al Quran, semua tampak nyata di depan mata seakan-akan tragedi Andalusia kembali menjelma.
Diskriminasi menyeluruh diskriminasi tidak hanya terjadi di Gaza namun juga di seluruh tanah Palestina.
Sebagai perbandingan untuk kebutuhan paling mendasar semacam air minum penduduk Zionisme Israel mengkonsumsi 247 liter/hari,
Sementara penduduk Palestina yang berada di tepi barat hanya mendapat jatah air 82 liter/hari.
Diskriminasi itu juga berlaku untuk provider internet. Di Israel penduduknya bisa menikmati fasilitas 5G, sementara di tepi barat, mereka hanya boleh menggunakan fasilitas 3G dan di Gaza hanya 2G.
Tujuan utamanya adalah agar penduduk Palestina tidak bisa terhubung dengan dunia dan mengabarkan kondisi mereka.
Kalau kita sebagai generasi muda muslim masih Abai Bukan tak mungkin sejarah akan berulang dengan sendirinya.
Tanggal 15 Mei diperingati sebagai hari Nakbah, untuk mengenang bencana pengusiran besar-besaran penduduk Palestina dari negerinya pada Tahun 1948.
Sumber artikel: @Instagram Gen.saladin