Mataram, Ntbnews.com – Ketua Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat Mahally Fikri menyesalkan sikap Gubernur NTB Zulkieflimansyah bersama sejumlah pejabat yang berenang di sebuah kolam renang tanpa mematuhi protokol kesehatan Covid-19, apalagi situasi daerah sedang tertimpa musibah bencana banjir dan tanah longsor.
“Sebagai masyarakat NTB saya sangat prihatin dengan kejadian ini, karena bisa menjadi bukti kita kehilangan pemimpin yang bisa menjadi tauladan bagi rakyatnya,” kata Mahally saat dihubungi melalui telepon dari Mataram, Minggu (31/1/2021).
Mahally membandingkan apa yang dilakukan Zulkieflimansyah dengan Gubernur NTB sebelumnya Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang tulus menggunakan semua media dan sarana untuk berkontribusi mengendalikan pandemi dengan mengingatkan masyarakat lewat dakwah dan khutbah-khutbahnya sekaligus memberikan contoh.
Karena itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB ini berharap apa yang dilakukan Zulkieflimansyah bersama sejumlah pejabat Pemprov NTB hanya sebuah kekhilafan dan segera bisa disadari bahwa apa yang dilakukan itu sangat tidak baik sebagai seorang pemimpin.
Selain itu, di tengah situasi daerah yang sedang dilanda banjir dan meningkatnya pasien Covid-19, semestinya semua pemangku kepentingan bahu-membahu berbuat sekaligus memberikan contoh bagi masyarakat, bagaimana berkontribusi mengendalikan pandemi Covid-19, bukan sebaliknya justru memberikan contoh yang tidak baik.
Oleh karena itu, ia meminta Zulkieflimansyah untuk segera meminta maaf dan memberikan klarifikasi kepada masyarakat NTB atas apa yang telah dilakukannya.
“Insyaallah hal demikian akan membuktikan beliau adalah orang yang berjiwa besar dan pemimpin sejati yang akan disegani sekaligus dicintai rakyatnya,” kata dia.
Zulkieflimansyah menjalani aktivitas paginya pada 31 Januari 2021 dengan mandi di kolam renang bersama banyak orang.
Foto saat mandi di kolam itu diunggah di akun media sosial miliknya, Bang Zul Zulkieflimansyah. Dalam foto itu, ia tengah asyik mandi di kolam tanpa protokol kesehatan Covid-19.
“Pukul 06.00 pagi, di Bayan, Lombok Utara. Sepagi ini, kami sudah menggigil bareng di Kolam Renang Mandala, Desa Bayan. Airnya sejuk dan jernih, di bawah rindang pohon-pohon di hutan adat bayan,” tulis Zulkieflimansyah di akun Facebook miliknya.
“Mandi di sini dijamin tidak bikin kulit hitam. Karena dari sumber mata air, kolamnya tidak mengandung kaporit, dan suasananya teduh. Siapa pun yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan bonus menarik: menjelajahi hutan adat Bayan seluas 10,3 hektare,” ujarnya.
Bahkan, ia juga mengajak masyarakat untuk menikmati wisata di kolam renang yang dikelola Pokdarwis tersebut.
“Ternyata desa-desa kita bisa melahirkan destinasi wisata yang menarik. Ayo, kita ramaikan destinasi wisata di desa-desa kita,” ucap Zulkieflimansyah dalam media sosial Facebook.
Terkait unggahan Gubernur NTB tersebut, ia kemudian mendapat kritikan dari netizen yang menanggapi foto tersebut. Namun, sebagian besar kritik bukan terkait pandemi Covid-19. Melainkan sejak Kamis (28/1/2021) hingga Sabtu (30/1/2021) sejumlah daerah di NTB dikepung banjir.
Di Kabupaten Sumbawa banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia. Di Kuta Mandalika, banjir menerjang puluhan rumah hingga menggenangi lokasi sirkuit MotoGP Mandalika.
Sedangkan di Kecamatan Sekotong dan Lembar Kabupaten Lombok Barat, banjir masuk pemukiman warga dan menggenangi Puskesmas di Lembar.
Sementara itu, hingga Sabtu (30/1/2021) kasus Covid-19 di Provinsi NTB mencapai 7.569 orang, dengan perincian 5.828 orang sudah sembuh, 333 meninggal dunia, serta 1.408 orang masih positif. (ar/ln)