LOMBOK TENGAH, ntbnews.com – Program Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan ke sekolah-sekolah di Lombok Tengah selama Ramadan menuai keluhan. Pasalnya, menu yang diberikan dinilai kurang memenuhi standar gizi dan kerap tidak dikonsumsi siswa.
Menu MBG yang disalurkan antara lain berupa roti kemasan, tiga biji kurma, pisang, dan telur puyuh rebus. Namun, ketiadaan susu dalam paket makanan tersebut menjadi sorotan para guru dan siswa.
“Seharusnya selama puasa ini susu harus ada untuk mengimbangi protein atau melengkapi gizi anak-anak, tapi itu tidak diberikan. Banyak siswa yang mempertanyakan kenapa susu tidak ada dalam menu MBG selama puasa,” ujar Kepala SMPN 1 Praya Tengah, Majri, Jumat (15/3/2024).
Selain masalah kandungan gizi, efektivitas pembagian MBG juga dipersoalkan. Majri mengusulkan agar menu khusus hari Jumat dialihkan ke hari Sabtu, mengingat siswa pulang lebih cepat di hari Jumat sehingga makanan sering terbuang.
“Kalau dialihkan ke Sabtu, bisa dijadikan untuk makan siang. Jumat pulang lebih awal, jadi kalau tetap dibagikan pada pagi hari, banyak yang mubazir. MBG ini hanya diberikan lima kali dalam seminggu,” tambahnya.
Makanan Sering Dibiarkan Membusuk
Keluhan serupa disampaikan Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Praya Tengah bidang Kesiswaan, Sri Suryaningsih. Ia menuturkan bahwa menu yang sederhana kerap tidak dikonsumsi oleh siswa untuk berbuka puasa karena di rumah mereka mendapatkan makanan yang lebih lengkap.
“Ada siswa yang tidak puasa karena ada halangan, makanan yang diberikan tidak dihabiskan dan dibiarkan membusuk di kolom meja. Kami berikan saran agar susu ada tiap hari, karena rata-rata siswa suka susu,” imbuhnya.
Sri juga mengungkapkan bahwa masalah serupa terjadi sebelum Ramadan, di mana nasi dan lauk yang diberikan sering cepat basi.
“Kadang nasi terlalu lembek, kadang keras. Pendistribusiannya juga harus tepat waktu, agar saat jam istirahat makanan bisa langsung dimakan oleh siswa. Kadang pengantaran terlambat atau terlalu cepat, sehingga makanan sudah tidak enak saat akan dimakan,” tandasnya.
Keluhan ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi penyedia MBG agar memperbaiki kualitas dan distribusi makanan yang diberikan kepada siswa, terutama di bulan Ramadan. (*)