BIMA, Ntbnews.com – Lima daerah di Pulau Sumbawa, salah satunya Kabupaten Bima, akan menerima vaksin Covid-19 sebanyak 18.600 dosis.
Rencananya, pada Februari 2021, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) akan mengirimkan vaksin ke daerah-daerah tersebut.
Kabupaten Bima pun bakal menerima 3.720 dosis vaksin Covid-19. Rencananya, vaksin itu akan diberikan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan. Kemudian dilanjutkan vaksinasi terhadap masyarakat umum.
Namun, rencana tersebut menuai pro dan kontra dari publik. Sebagian warga mendukung program vaksinasi. Sebagian lainnya menolak program tersebut.
Seorang tenaga kesehatan yang berasal dari Desa Waworada, Munandar (34) mengatakan, vaksinasi sangat efektif mencegah penyebaran Covid-19. Pasalnya, vaksin tersebut dapat membentuk antibodi.
“Saya bersedia divaksin karena saya mempunyai kesadaran diri sendiri bahwa kita membutuhkan vaksin,” katanya kepada Ntbnews.com, Sabtu (30/1/2021).
Tenaga kesehatan lainnya, Adi (26) mengaku bersedia divaksin jika yang disuntikkan ke tubuhnya terbukti aman dan tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan dirinya.
“Kalaupun tidak ada efeknya, saya bersedia divaksin. Tetapi kalau ada efeknya, saya tidak bersedia divaksin. Tapi karena kita orang kesehatan, jadi serba salah. Artinya harus menerima,” tuturnya.
Seorang warga lainnya yang berinisial DS (23) mengatakan, rencana vaksinasi telah menimbulkan penolakan luas. Informasi-informasi negatif terkait efek samping vaksin pun bertebaran di desanya.
“Isu vaksin Covid-19 ini sangat mengkhawatirkan karena di desa kami sepertinya banyak yang menolaknya. Saya tidak bersedia untuk menerima vaksin Covid-19. Karena saya tidak sakit, ngapain divaksin?” tegasnya.
Sementara itu, Haryani (32), seorang guru di Kabupaten Bima, berpendapat, pemerintah daerah melalui tenaga kesehatan mesti menyosialisasikan program vaksinasi.
Menurut dia, masih banyak informasi keliru dan hoaks yang diterima masyarakat Kabupaten Bima terkait vaksin. Hal itu disinyalir karena belum ada sosialisasi yang intens dari Pemerintah Kabupaten Bima.
“Jadi, hanya isu negatif yang berkembang terus di masyarakat. Harapannya tim medis melakukan sosialiasi,” sarannya. (*)
Penulis: Arif Sofyandi
Editor: Ahmad Yasin Maestro