Bima, Ntbnews.com – Wacana pengerukan sungai di wilayah Desa Diha hingga Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima tak kunjung direalisasikan.
Padahal, tahun 2018 lalu Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I telah melakukan survei dan pengukuran.
Pengukuran sungai itu membawa angin segar bagi para petani yang mereka sudah lama tergerus arus banjir.
Diketahui, terdapat ribuan hektare sawah warga yang tergerus arus banjir sepanjang wilayah Desa Diha hingga Desa Soki. Pasalnya, areal sungai sudah dangkal.
Selain itu, setiap tahun rumah-rumah warga yang berdekatan dengan sungai acap terendam banjir.
Para petani yang memiliki sawah yang tergerus arus sungai di Desa Ncera pun mempertanyakan kejelasan wacana pengerukan sungai tersebut.
Petani dari Desa Ncera, Idris (62) membenarkan bahwa BWS Nusa Tenggara I pernah mengukur sungai di sepanjang Desa Ncera hingga Desa Soki.
“Dua tahun yang lalu mereka bilang tahun 2020 akan dilakukan pengerukan sungai. Namun sampai tahun ini tidak ada kabar sama sekali,” jelasnya kepada Ntb News baru-baru ini.
Sementara itu, petani dari Desa Lido, Usman (60) juga membenarkan bahwa tiga tahun lalu BWS Nusa Tenggara I mengukur sungai tersebut.
“Makanya kami sangat senang kalau memang ada pengerukan sungai,” katanya.
Terpisah, Kepala Desa Ncera Idris mengaku tidak mengetahui program pengerukan sungai dari wilayah Desa Diha hingga Desa Soki.
“Untuk pengerjaan sungai dari Diha-Soki sampai hari ini saya belum menerima kabarnya. Tapi yang saya dengar itu ditunda,” jelasnya.
Kata dia, Pemdes Ncera sejatinya berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah menormalisasi sungai tersebut.
“Supaya tidak terjadi lagi luapan banjir masuk ke lahan pertanian maupun sampai ke pemukiman warga,” katanya. (*)
Penulis: Nur Hasanah
Editor: Ahmad Yasin