Post ADS 1
Daerah  

Upaya Penanganan Stunting di Lombok Timur Libatkan Berbagai Pihak

LOMBOK TIMUR, ntbnews.com – Penanganan stunting di Kabupaten Lombok Timur membutuhkan peran serta dari berbagai pihak, tidak hanya dari sektor kesehatan, tetapi juga melibatkan peran penting dari Kepala Desa hingga Kementerian Agama.

Hal ini disampaikan Penjabat (PJ) Bupati Lombok Timur, H.M Juaini Taofik, saat membuka acara Diseminasi Hasil Temuan Awal Studi Action Against Stunting Hub Indonesia pada Selasa (10/9/2024).

“Stunting kini bukan lagi hanya persoalan budaya, tetapi sudah menjadi masalah masyarakat yang lebih luas. Tidak heran, dalam tiga tahun terakhir, hampir setiap program mulai dari pendidikan, pertanian, DP3AKB, peternakan, hingga sosial, serta berbagai OPD lainnya, turut memberikan perhatian terhadap stunting,” ujarnya.

Juaini Taofik juga mengungkapkan bahwa alokasi anggaran untuk menangani stunting di Lombok Timur mencapai Rp140 miliar.

Namun demikian, ia juga mengakui bahwa program-program yang telah dilaksanakan masih perlu dievaluasi untuk mengukur sejauh mana efektivitasnya dalam menurunkan kasus stunting.

“Berdasarkan data elektronik pelaporan dan pencatatan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Lombok Timur saat ini berada pada 15,6%. Namun, data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan angka yang lebih tinggi, yaitu 27%,” tambahnya.

Dengan jumlah bayi dan anak di bawah usia tujuh tahun yang mencapai 200 ribu jiwa, stunting tetap menjadi masalah krusial di Lombok Timur.

Dukungan Penelitian Inovatif

Dalam kesempatan yang sama, Juaini Taofik mengapresiasi pelaksanaan penelitian inovatif oleh Action Against Stunting Hub Indonesia yang menerapkan pendekatan holistik untuk mengatasi masalah stunting di Lombok Timur.

Penelitian ini dilaksanakan dengan kerja sama antara UK Research and Innovation (UKRI) melalui Global Challenges Research Fund (GCRF) serta Fakultas Kedokteran Universitas Mataram sebagai mitra lokal.

“Kami berterima kasih kepada Seameo Recfon atas inisiatif penelitian ini yang dilaksanakan di empat kecamatan, yaitu Aikmel, Lenek, Sikur, dan Sakra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan penting untuk penurunan dan pencegahan stunting di Lombok Timur,” kata Juaini Taofik.

Sebelumnya, Direktur Seameo Recfon, Herqutanto, yang hadir secara virtual, menegaskan pentingnya pemahaman tentang stunting sebagai masalah global yang kompleks.

Menurutnya, faktor-faktor pemicu stunting harus dipahami dengan lebih baik melalui sinergi dan interaksi lintas disiplin.

“Kami berharap studi ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif kepada seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat memberikan dampak nyata terhadap penurunan angka stunting, baik di Lombok Timur maupun di wilayah lain yang menjadi lokus penelitian,” ujar Herqutanto.

Penelitian serupa juga dilakukan di India dan Senegal sebagai bagian dari upaya global dalam menurunkan angka stunting.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *