LOMBOK TIMUR, ntbnews.com – Tunggakan iuran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Lombok Timur sepanjang tahun 2024 mencapai angka mengkhawatirkan, yakni sekitar Rp10 hingga Rp11 miliar. Menariknya, mayoritas penunggak justru berasal dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Direktur PDAM Lotim, Sopyan Hakim mengungkapkan bahwa dari sekitar 11 ribu ASN di Lotim, sekitar 60 persen tercatat belum melunasi kewajibannya membayar iuran air bersih.
“Kami sangat menyayangkan hal ini, apalagi sebagian besar penunggak adalah ASN. Padahal mereka seharusnya menjadi teladan dalam disiplin membayar,” ujar Sopyan, Rabu (9/4/2025).
Guna mengatasi tingginya angka tunggakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur telah menerapkan kebijakan pemutihan, termasuk penghapusan denda, sebagai bentuk keringanan bagi pelanggan.
“Kami berharap dengan adanya kebijakan ini, tidak ada lagi pelanggan yang menunggak tahun ini,” tegas Sopyan.
Lebih lanjut, Sopyan menyebut bahwa Bupati Lombok Timur telah memberikan arahan tegas terkait tunggakan ASN.
“Bupati sudah meminta agar ASN yang tidak disiplin akan dikenakan sanksi. Ini sebagai bentuk penegasan agar semua pihak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Meski demikian, Sopyan menyampaikan kabar baik terkait kinerja keuangan PDAM Lotim sejak awal 2025. Pendapatan bulanan perusahaan mengalami lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah, sejak awal tahun pendapatan kita meningkat. Jika sebelumnya hanya Rp500–700 juta per bulan, kini sudah mencapai Rp2–2,5 miliar per bulan. Total tiga bulan pertama saja sudah terkumpul Rp5–6 miliar,” tuturnya.
Kebijakan pemutihan dan peningkatan pelayanan juga berdampak pada penurunan jumlah pelanggan yang menunggak.
Dari 29 ribu pelanggan aktif sebelumnya, kini bertambah menjadi 30 ribu sambungan rumah (SR) aktif, terutama setelah beroperasinya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan.
“Kapasitas SPAM Pantai Selatan mencapai 8 ribu pelanggan, dan setelah beroperasinya, kami berharap semua pelanggan yang sebelumnya tidak terjangkau bisa kembali mendapatkan layanan,” jelasnya.
SPAM Pantai Selatan sendiri sempat terhenti operasionalnya akibat kebocoran pipa, namun kini telah diperbaiki oleh Kementerian PUPR.
“Alhamdulillah, sekarang semua kebocoran telah diperbaiki dan SPAM Pantai Selatan kembali beroperasi dengan normal,” ujar Sopyan.
Meski demikian, Sopyan mengakui bahwa infrastruktur jaringan perpipaan PDAM, khususnya Jaringan Distribusi Bersama (JDBE), sudah berusia cukup tua.
“Sebagian besar jaringan perpipaan sudah berumur lebih dari tujuh tahun. Untuk revitalisasi total tentu membutuhkan biaya besar dan tidak bisa dilakukan sekaligus,” katanya.
Namun ia memastikan bahwa jaringan distribusi utama (JDU) dalam kondisi baik dan jarang mengalami kebocoran.
“Jaringan distribusi utama sudah sangat bagus dan kami terus melakukan perawatan rutin untuk menjaga kualitas layanan,” tutur Sopyan. (*)