LOMBOK UTARA, ntbnews.com – Seorang nelayan berusia 60 tahun, Amak Sukim, warga Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, dilaporkan hilang saat terseret arus ketika tengah menjaring ikan di muara Sungai Sidutan pada Sabtu (15/3/2025) sore.
Pencarian yang intensif akhirnya membuahkan hasil pada Minggu (16/3/2025) sore, ketika tubuh Amak Sukim ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan yang diterima, Amak Sukim dilaporkan hilang ketika terseret arus kuat di muara Sungai Sidutan. Kejadian ini terjadi saat ia tengah melakukan aktivitas mencari nafkah dengan menjaring ikan.
Kondisi arus yang kuat diyakini menjadi faktor utama yang membuat nelayan tersebut terjebak dan akhirnya mengalami musibah.
Upaya Pencarian dan Operasi SAR
I Gde Eka Suarjana, Koordinator Lapangan Tim Rescue Kantor SAR Mataram, menjelaskan bahwa personil SAR langsung dikerahkan sejak Sabtu sore untuk melakukan pencarian.
“Pencarian dilakukan melalui udara menggunakan drone thermal, penyisiran perairan, pantai, hingga penyelaman,” ujar I Gde Eka.
“Korban ditemukan di kedalaman belasan meter di perairan Pantai Sidutan dengan jarak kurang lebih 250 meter arah utara dari lokasi kejadian,” terang I Gde Eka Suarjana.
Operasi pencarian dan penyelamatan ini melibatkan sinergi berbagai pihak, antara lain TNI AL Pos Bangsal, Polairud Polda NTB, Polairud Polres Lombok Utara,vBPBD serta Damkar.
Kemudian Kelompok Antar Senja, Persatuan Penyelam Tradisional Lombok Utara, nelayan dan warga setempat hingga Potensi SAR wilayah Lombok Utara
Penyerahan Jenazah dan Respons Masyarakat
Setelah ditemukan, korban segera dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga besar Amak Sukim.
Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi masyarakat setempat, terutama keluarga yang ditinggalkan serta para nelayan yang sangat bergantung pada perairan sebagai sumber penghidupan.
Masyarakat berharap agar pihak berwenang dapat terus meningkatkan upaya pencegahan serta kesiapsiagaan menghadapi kondisi arus yang berbahaya di perairan.
Peningkatan teknologi seperti penggunaan drone thermal dan pelatihan tim SAR diharapkan dapat memberikan respons yang lebih cepat dan tepat sasaran di masa depan. (*)