Post ADS 1
Daerah  

Riset Dosen Fatepa Unram Ciptakan Teknologi Penyimpanan Canggih untuk Komoditas Pertanian Segar

MATARAM, ntbnews.com — Dosen Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram (Fatepa Unram), Kurniawan Yuniarto, telah berhasil mengembangkan teknologi penyimpanan canggih untuk komoditas pertanian segar seperti buah dan sayur.

Riset terbaru ini bertujuan untuk mengurangi kehilangan hasil pertanian yang sering terjadi akibat perlakuan pascapanen yang tidak memadai.

“Riset ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kehilangan hasil pertanian akibat perlakuan pascapanen yang tidak memadai, dengan laporan FAO menunjukkan angka kehilangan global mencapai 35-40 persen dan bahkan hingga 60 persen di negara berkembang,” ujar Kurniawan Yuniarto dalam penjelasannya, Kamis (29/8/2024).

Dalam penelitian ini, tim Kurniawan mengembangkan dua teknologi utama: “Augmented Storage” dan “Digital Inventory Traceability”. Kedua teknologi ini dirancang untuk memperpanjang umur simpan komoditas pertanian dan memastikan keamanan pangan.

Teknologi Augmented Storage dan Digital Inventory Traceability

Teknologi Augmented Storage memanfaatkan sistem kontrol udara berbasis wireless sensor network yang berfungsi untuk menjaga kondisi penyimpanan tetap ideal.

“Teknologi ini dapat memperpanjang umur simpan komoditas dengan memantau dan mengatur kondisi penyimpanan secara otomatis,” jelas Kurniawan.

Sementara itu, teknologi Digital Inventory Traceability dirancang untuk memastikan keamanan pangan. Teknologi ini mencatat secara digital asal barang, kualitas, dan waktu panen sehingga memudahkan proses pelacakan produk dari petani hingga konsumen.

“Dengan digitalisasi ini, transparansi dan keamanan pangan dapat ditingkatkan, yang tentunya sangat penting bagi konsumen,” tambahnya.

Tantangan dan Keberhasilan Implementasi Teknologi

Kurniawan mengakui bahwa tantangan terbesar dalam penelitian ini adalah mengintegrasikan teknologi dengan kebutuhan petani dan eksportir.

“Namun, dukungan dari program Matching Fund dan tim riset yang solid telah memfasilitasi implementasi teknologi ini dengan sukses,” tuturnya.

Implementasi teknologi ini telah menunjukkan hasil yang positif di lapangan. Salah satu contohnya adalah keberhasilan ekspor manggis langsung dari Lingsar ke Cina tanpa harus melewati kota besar lainnya.

Hal ini menunjukkan penerimaan yang baik dari petani dan eksportir terhadap teknologi tersebut.

“Alhamdulillah untuk program Matching Fund yang kami jalani tahun 2023 tidak banyak mengalami kendala baik secara teknis maupun sosial,” ucap Kurniawan.

Dengan perkembangan teknologi penyimpanan yang terus meningkat ini, diharapkan dapat mengurangi kerugian hasil pertanian di Indonesia dan meningkatkan kualitas ekspor produk pertanian ke pasar internasional.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *