KOTA MATARAM, ntbnews.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan di tengah bulan suci Ramadan, meskipun terdapat penyesuaian menu yang disesuaikan agar sesuai dengan waktu berbuka puasa.
Di SMP Negeri 8 Mataram, inovasi ini dilakukan guna menjaga asupan gizi peserta didik sekaligus menghormati perbedaan keyakinan di lingkungan sekolah.
Penyesuaian Menu MBG di Bulan Ramadan
Sejak Januari, MBG telah disajikan berupa nasi beserta lauk pauk. Namun, selama Ramadan menu tersebut diubah menjadi makanan yang bisa dikonsumsi saat berbuka puasa.
Langkah ini diambil agar makanan yang dibagikan tidak mudah basi dan tetap memiliki kandungan gizi tinggi hingga waktu berbuka.
Penyesuaian ini juga meminimalisir potensi pemborosan makanan yang nantinya tidak layak konsumsi.
Perubahan Menu yang Variatif
Kepala SMP Negeri 8 Mataram, Sulasmi, menjelaskan bahwa selama dua hari terakhir menu MBG telah mengalami variasi.
“Hari pertama kemarin itu ada susu, kurma, telur rebus, roti dan buah. Kalau hari kedua ini ada buah, sari gandung, minuman sereal, kurma dan telur. Kalau buahnya ada yang salak ada juga apel,” kata Sulasmi.
Pembagian menu MBG ini dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan mid semester.
Selain itu, pihak sekolah menekankan agar makanan yang diterima dibawa pulang dan dikonsumsi di rumah, demi mengakomodasi keberagaman agama di antara peserta didik.
Pentingnya Edukasi Toleransi dan Disiplin Konsumsi
Dalam upaya menjaga keharmonisan, peserta didik yang tidak menjalankan puasa juga diimbau untuk menghormati teman-temannya.
“Kita edukasi untuk tetap dibawa ke rumah. Dimakan di rumah bagi yang tidak puasa. Kalau yang berpuasa nanti pada saat berbuka,” kata Sulasmi.
Imbauan ini juga disampaikan untuk menghindari godaan di lingkungan sekolah.
Para guru mengingatkan agar tidak terjadi situasi di mana peserta didik yang sedang berpuasa tergoda oleh makanan yang ada di sekolah.
“Tetap kita edukasi ini. Jangan hanya karena energen atau apel satu, mereka membatalkan puasa,” tegasnya.
Sulasmi pun menegaskan bahwa meskipun ada perbedaan dalam pola makan, peserta didik non-muslim tetap menghargai aturan yang berlaku selama Ramadan.
“Non muslim itu pada hari-hari biasa tidak makan sembarangan. Kita tetap edukasi juga,” ujarnya.
Tanggapan dari Pihak DPRD Kota Mataram
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, juga memberikan masukan terkait penyesuaian menu MBG selama Ramadan.
Ia menyarankan agar makanan yang diberikan sesuai dengan waktu berbuka puasa agar tidak cepat basi.
“Kalau pun tetap dilanjutkan ya makanan yang bisa dikonsumsi pada saat buka puasa. Kalau nasi ya bagaimana ya, basi dan kalau sudah basi pasti mubazir,” ujarnya.
Menurut Nyayu Ernawati, meskipun menu telah disesuaikan, makanan yang diberikan tetap mengutamakan nilai gizi tinggi.
“Pada saat dikonsumsi itu dalam keadaan masih bergizi. Kalau diberikan makanan niatnya bergizi seperti nasi itu tidak awet dan bisa-bisa mubazir,” tegasnya. (*)