DOMPU, ntbnews.com – Produksi komoditas jagung pada musim tanam tahun ini di Kabupaten Dompu diprediksi akan mengalami penurunan signifikan.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya petani yang terpaksa tidak menanam jagung akibat keterbatasan modal untuk membeli bibit, obat-obatan, serta membayar buruh tani.
Berdasarkan pengamatan langsung oleh media ini di beberapa wilayah Kabupaten Dompu, tampak banyak lahan dan ladang milik petani yang tidak digarap.
Petani mengungkapkan, masalah utama yang mereka hadapi adalah tidak adanya akses ke dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang biasanya tersedia setiap tahun.
Ismail, Sudirman, dan beberapa petani lainnya di Desa Riwo, Kecamatan Woja, mengungkapkan keluhan mereka,
“Tidak ada cair dana KUR. Petani tidak punya modal. Tahun ini banyak yang tidak tanam,” ujarnya, Kamis (12/12/2024).
Kondisi ini membuat mereka hanya bisa pasrah, dengan sebagian besar lahan mereka terpaksa dibiarkan tidak digarap.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Opik, seorang petani di Kecamatan Kilo, yang mengaku tidak bisa melanjutkan aktivitas bertani akibat keterbatasan dana.
“Tanam jagung butuh modal banyak. Biasanya KUR setiap tahun, tapi sekarang sudah hilang tidak ada lagi,” keluhnya.
Para petani berharap ada perhatian dari pemerintah untuk segera menangani masalah ini, terutama karena musim hujan yang sedang berlangsung merupakan waktu yang sangat penting untuk menanam jagung, yang menjadi salah satu andalan mereka untuk memperbaiki ekonomi.
“Kami hanya bisa tanam harapan, semoga ada solusi dari pemerintah. Jangan sampai petani panen kecewa nantinya,” kata Opik.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, SP, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui permasalahan yang dihadapi para petani.
“Kita tahu, terkait KUR itu pihak Bank masih lakukan rasionalisasi karena macet. Jadi kita belum bisa mengambil tindakan,” ujar Syahrul.
Namun, hingga saat ini, Syahrul belum dapat memastikan jumlah total lahan dan petani yang tidak menanam jagung.
“Nanti ada laporan resminya. Karena belum puncak menanam,” jelasnya.
Situasi ini semakin memprihatinkan, mengingat ketergantungan petani terhadap hasil panen jagung yang menjadi salah satu sumber utama pendapatan mereka.
Pemerintah diharapkan segera turun tangan untuk mencari solusi atas masalah yang mengancam kesejahteraan petani jagung di Kabupaten Dompu ini.(*)