DOMPU, ntbnews.com – Maraknya aksi kekerasan dan kejahatan yang melibatkan anak-anak di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, telah memicu reaksi tegas dari pemerintah daerah. Sebagai langkah pencegahan, Pemkab Dompu telah membentuk tim terpadu yang terdiri dari berbagai instansi, seperti TNI Polri, Dinas P3A, Camat, Dishub, dan Pol PP.
Tim ini bertugas untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan patroli dan razia setiap malam, dengan sasaran utama menertibkan anak-anak dan remaja yang berkeliaran setelah jam 10 malam.
Pemberlakuan Jam Malam Sebagai Langkah Antisipasi
Keputusan pemberlakuan jam malam ini merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah daerah dan pihak Forkopimda. Langkah tersebut diambil karena tingginya angka kasus kekerasan dan kejahatan yang melibatkan anak-anak, yang semakin meresahkan masyarakat.
Salah satu kasus yang mencuat adalah tewasnya seorang siswa SMP yang diduga menjadi korban kekerasan dengan pelaku yang juga melibatkan anak-anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Dompu, Abdul Syahid, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
“Ini adalah upaya tindak lanjut dari rapat koordinasi. Pemerintah langsung bersikap untuk mengambil langkah antisipasi,” ujar Abdul Syahid, Kamis (21/11/2024).
Operasi Jam Malam di Perempatan Cakre
Pada Kamis malam tersebut, tim terpadu melakukan operasi pemberlakuan jam malam di perempatan lampu merah cabang Cakre, Kelurahan Kandai Dua, Kecamatan Woja.
Dalam operasi ini, petugas memeriksa sejumlah kendaraan, terutama kendaraan roda dua yang dikendarai oleh anak-anak. Setiap pengendara yang melanggar aturan jam malam langsung diberhentikan untuk dilakukan pemeriksaan.
Abdul Syahid menambahkan bahwa selain mengedukasi anak-anak agar tidak berkeluyuran malam, petugas juga melakukan penggeledahan terhadap pengendara dan isi jok motor.
Hal ini dilakukan mengingat adanya dugaan bahwa anak-anak yang terlibat dalam tindakan kejahatan sering membawa senjata tajam seperti panah, kapak, dan parang.
“Kemarin, sekitar 20 orang anak kedapatan dan kita bawa ke Polres untuk pembinaan,” ungkapnya.
Pemerintah Siapkan Rumah Aman Anak
Untuk memberikan perlindungan lebih lanjut, pemerintah daerah juga telah menyiapkan fasilitas rumah aman bagi anak-anak yang terlibat dalam masalah hukum.
Rumah aman tersebut berada di Kodim 1614 Dompu, yang nantinya akan menjadi tempat bagi anak-anak untuk mendapatkan pembinaan dan perlindungan lebih lanjut.
Tim terpadu yang dibentuk oleh Pemkab Dompu berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam membasmi perilaku negatif yang melibatkan anak-anak.
Dalam jangka panjang, diharapkan upaya ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi generasi muda di Kabupaten Dompu.
Dengan adanya langkah-langkah tersebut, pemerintah daerah berharap dapat mengurangi tindak kekerasan dan kejahatan yang melibatkan anak-anak serta menciptakan suasana yang lebih aman di masyarakat.(*)