KOTA BIMA, ntbnews.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Bima, Drs. Mukhtar, MH, menghadiri acara doa bersama sebagai tanda dimulainya mega proyek pembangunan drainase primer di Kota Bima, Minggu (20/10/2024).
Acara tersebut menandai dimulainya pembangunan infrastruktur pengendalian banjir yang diharapkan mampu meminimalisir dampak banjir di wilayah Kota Bima.
Pembangunan drainase primer ini dimulai di Kelurahan Rite dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua DPRD Kota Bima Syamsurih, SH, Pj. Sekda Kota Bima, Kepala PUPR Kota Bima, Sekretaris Bappeda, serta perwakilan dari NuFrep, UFCS, dan kontraktor Nindya Pembangunan KSO.
Turut hadir juga camat dan lurah dari beberapa wilayah yang terkena dampak pembangunan.
Rute Drainase Primer yang Dibangun
Proyek ini melibatkan pembangunan drainase primer di beberapa lokasi strategis, dengan total panjang lebih dari 12,5 kilometer. Lokasi-lokasi tersebut antara lain, Rite-Matakando-Santi sepanjang 2,4 Km, Penatoi-Santi-Salama sepanjang 1,4 Km serta Panggi sepanjang 535 meter.
Kemudian, Sambinae sepanjang 1,4 Km, Amahami sepanjang 5,3 Km dan Monggonao-Pane-Salama sepanjang 2 Km.
Dalam sambutannya, Pj. Wali Kota Bima, Mukhtar, menyampaikan rasa syukur atas terpilihnya Kota Bima sebagai lokasi pelaksanaan mega proyek ini.
“Atas nama masyarakat dan pemerintah Kota Bima, kami mengucapkan terima kasih kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 yang telah memilih Kota Bima untuk pelaksanaan proyek pengendalian banjir ini,” ungkap Mukhtar.
Kota Bima Terpilih dari 10 Kabupaten/Kota di NTB
Mukhtar juga menjelaskan bahwa Kota Bima merupakan satu-satunya daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berhasil mendapatkan proyek ini.
“Dari 10 kabupaten/kota yang mengajukan proposal, hanya Kota Bima yang berhasil mendapatkan rahmat Allah SWT berupa proyek ini. Di Indonesia, hanya lima kota yang terpilih, salah satunya Kota Bima,” lanjutnya.
Mega proyek ini didanai oleh anggaran sebesar Rp238,72 miliar untuk pembangunan 6 saluran drainase primer, serta tambahan Rp80 miliar untuk pembangunan kolam retensi. Mukhtar menggarisbawahi pentingnya dukungan dana dari pemerintah pusat.
“Bayangkan jika kita hanya mengandalkan APBD Kota Bima, tentu proyek sebesar ini tidak akan bisa terealisasi,” tegasnya.
Proyek Kolam Retensi Dimulai November 2024
Mukhtar juga mengumumkan bahwa pada bulan November 2024 akan dimulai pelelangan proyek pembangunan kolam retensi senilai Rp80 miliar. Selain itu, pada awal 2025 akan dilaksanakan proyek penataan Sungai Ntobo dan Sungai Lanco Jatibaru dengan pagu anggaran sebesar Rp190 miliar.
“Tahun ini Kota Bima benar-benar mendapat rejeki besar,” ujarnya.
Sebagai bentuk rasa syukur, Mukhtar mengajak seluruh masyarakat Kota Bima untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama proses pembangunan berlangsung.
“Mari kita bersama-sama menjaga keamanan, dan nanti setelah proyek ini selesai, kita rawat bersama. Dengan pembangunan drainase primer, normalisasi sungai, dan kolam retensi ini, semoga banjir yang setiap tahun melanda Kota Bima dapat diatasi,” ucapnya.
Optimisme Pemerintah dan Masyarakat
Proyek ini membawa harapan besar bagi warga Kota Bima. Infrastruktur pengendalian banjir yang sedang dibangun diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk masalah banjir yang sering terjadi di wilayah ini, terutama di musim hujan.
Proyek ini tidak hanya menjadi bukti upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah banjir, tetapi juga sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi tantangan besar di wilayah perkotaan.
Dengan dimulainya proyek ini, masyarakat Kota Bima optimis bahwa Kota Bima akan semakin siap menghadapi musim hujan dan ancaman banjir di masa mendatang.(*)