Post ADS 1
Daerah  

Pelajar Lombok Tengah Lebih Pilih Pendidikan Gratis Ketimbang Program Makan Bergizi Gratis

LOMBOK TENGAH, ntbbews.com – Sejumlah pelajar di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menyatakan tidak terlalu antusias dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintahan pusat.

Sebagian besar mereka lebih memilih pendidikan gratis dibandingkan dengan bantuan makanan bergizi, meskipun program tersebut belum terealisasi di daerah tersebut.

Walid, seorang pelajar di Loteng, mengatakan bahwa dirinya lebih memilih pendidikan gratis jika harus memilih antara Program MBG dan pendidikan tanpa biaya.

“Kalau saya disuruh milih antara program MBG dengan pendidikan gratis, saya pilih pendidikan gratis kalau ada. Karena saya sudah biasa bawa bekal dari rumah, dan masakan orang tua tidak ada bandingnya,” ujar Walid.

Menurutnya, meskipun program MBG yang dirancang untuk memperbaiki gizi para pelajar menyajikan makanan bergizi seperti tahu-tempe, telur, dan sayur-mayur, hal tersebut tidak terlalu penting bagi mereka.

Walid menambahkan, jika ada program pendidikan gratis, hal itu bisa mengurangi hambatan biaya yang menghalangi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan.

“Kalau pendidikan gratis kan mudah kita masuk tes kepolisian, masuk perguruan tinggi. Semua orang pasti punya cita-cita menjadi orang sukses, menjadi orang pintar tapi biaya kuliah sekarang mahal. Kalau makan gratis kita sudah kenyang dari rumah,” ujarnya dengan tegas.

Menurut Walid, meskipun tujuan Program MBG baik untuk memperbaiki gizi pelajar, program tersebut tidak terlalu mendesak dibandingkan dengan kebutuhan pendidikan gratis.

“Jadi banyaklah yang harus dipikirkan orang tua, paling tidak kita dibebaskan SPP bulanan sudah sangat bersyukur,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Jihan, seorang pelajar lainnya. Jihan menilai bahwa pendidikan gratis jauh lebih penting bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi.

“Syukur kalau orang tua biayai mampu sampai kuliah, tapi bagaimana kalau tidak mampu apakah kita akan paksakan?” kata Jihan.

Menurutnya, pendidikan adalah sarana untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas, dan pemerintah harus menyediakan fasilitas pendidikan yang merata bagi semua pelajar.

Jihan juga berpendapat bahwa sebelum pelaksanaan MBG, pemerintah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu untuk mengetahui apakah program tersebut benar-benar dibutuhkan oleh semua pelajar.

“Jika pertanyaan ini dilontarkan ke pelajar SMA dilihat dari kebutuhan, tentu sebagian besar yang akan dipilih pendidikan gratis,” ujarnya.

Pernyataan kedua pelajar ini menggambarkan ketidakberdayaan sebagian pelajar dari keluarga kurang mampu yang harus memilih antara makan bergizi atau biaya pendidikan.

Mereka berharap pemerintah dapat memprioritaskan program pendidikan gratis yang dianggap lebih mendesak untuk memajukan masa depan mereka.

Dengan anggaran yang sangat besar yang dikatakan akan dikeluarkan untuk MBG, banyak pihak berharap agar pemerintah melakukan evaluasi apakah program tersebut lebih dibutuhkan dibandingkan dengan kebijakan pendidikan yang lebih terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Pendidikan tetap menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih menghadapi kendala ekonomi. Jika biaya pendidikan dapat dijangkau, diharapkan lebih banyak anak-anak Indonesia dapat meraih cita-citanya tanpa terbentur masalah biaya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *