MATARAM, ntbnews.com – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 akan menggelar perayaan ulang tahun mantan Gubernur NTB periode 2018-2023, Dr. H. Zulkieflimansyah atau yang akrab disapa Bang Zul, pada Sabtu, 18 Mei 2025 pukul 20.30 WITA di Tuwa Kawa Coffee & Roastery, Mataram.
Perayaan bertajuk “Rindu Bang Zul” ini diinisiasi sebagai bentuk penghormatan atas kepemimpinan Bang Zul yang dinilai inspiratif dan membekas di hati masyarakat NTB.
Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar ulang tahun, tapi perayaan jejak pengabdian.
“Jabatan boleh berganti, tapi jejak kepemimpinan Bang Zul tak akan pernah terganti. Meski tak lagi menjabat, sosoknya tetap hidup dalam ingatan dan hati kita semua,” ujar Bambang yang akrab disapa Didu dalam pernyataannya, Selasa (22/4/2025).
Acara ini telah mendapatkan persetujuan langsung dari Bang Zul, yang dikenal sebagai pemimpin humble dan merakyat.
Nantinya, Bang Zul dijadwalkan akan membawakan sebuah monolog khusus, disertai testimoni dari masyarakat dan tokoh-tokoh penting di NTB.
“Ada pemimpin yang hadir karena jabatan, tapi ada juga yang tetap dikenang karena pengabdian. Perayaan ultah Bang Zul ini akan menjadi agenda rutin Mi6,” tambah Didu.
Penghargaan Emosional dari Masyarakat NTB
Sekretaris Mi6, Lalu Athari, menjelaskan bahwa perayaan ini murni didorong oleh ekspresi emosional kolektif, tanpa tekanan atau instruksi dari pihak mana pun.
“Ini adalah bentuk penghargaan tertinggi yang tidak bisa dibeli atau dipaksa,” tegas Athari.
“Jejak kemanusiaan Bang Zul akan tetap hidup dalam memori sosial masyarakat NTB,” imbuhnya.
Mi6 menilai, kepemimpinan Bang Zul tidak hanya meninggalkan hasil fisik berupa pembangunan, tetapi juga membangun harapan dan kepercayaan di kalangan generasi muda NTB.
Rumah Jabatan yang Jadi Simbol Keterbukaan
Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kusumah, menyoroti gaya kepemimpinan Bang Zul yang menghapus sekat antara pemimpin dan rakyatnya.
“Belum pernah terjadi sebelumnya, rumah jabatan gubernur tak ubahnya rumah bagi seluruh rakyat. Di era Bang Zul, rumah dinas benar-benar terbuka untuk siapa saja,” katanya.
Hal ini juga diamini oleh Abdul Majid, yang menyebut rumah jabatan Bang Zul sebagai tempat “berteduhnya harapan”.
“Tak semua pemimpin berani membuka rumahnya untuk rakyat. Tapi yang berani, berarti telah membuka hatinya lebih dulu,” ujarnya.
Kepemimpinan Tanpa Sekat dan Revolusi Senyap
Tokoh pemuda NTB Moh. Fihiruddin menilai bahwa Bang Zul membawa warna baru dalam tata kelola pemerintahan di NTB.
“Bang Zul menghadirkan kepemimpinan tanpa sekat. Ia mudah dihubungi langsung oleh masyarakat. Ini menciptakan hubungan yang lebih egaliter,” ujarnya.
Fihir menambahkan bahwa Bang Zul juga berhasil mengikis budaya feodal dan birokrasi kaku yang selama ini menjadi hambatan dalam pemerintahan daerah.
“Ini adalah revolusi senyap yang diakui banyak kalangan,” tegas Fihir.
Pemimpin Relevan di Era Digital
Mengakhiri pernyataannya, Didu menyebut bahwa keterbukaan komunikasi Bang Zul bukanlah pencitraan semata. Hal ini justru menjadi bukti nyata responsifnya seorang pemimpin di era digital.
“Di era kecepatan informasi seperti sekarang, pemimpin yang lambat merespons akan kehilangan relevansi. Bang Zul telah membuka mata kita semua,” kata Didu. (*)