LOMBOK BARAT, ntbnews.com – Persoalan penumpukan sampah di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) semakin memprihatinkan. Sejumlah titik, terutama di kawasan pasar seperti Pasar Kediri, Gerung, Gunungsari, hingga Narmada dipenuhi tumpukan sampah yang tidak kunjung diangkut. Kondisi ini tidak hanya meresahkan pedagang, tetapi juga warga sekitar yang terpaksa hidup berdampingan dengan bau busuk setiap hari.
Salah satu lokasi yang menjadi sorotan adalah Pasar Narmada, di mana tumpukan sampah telah mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat. Bahkan beberapa warung makan terpaksa tutup karena sepinya pembeli.
“Sudah berhari-hari (sampah) dibiarkan menumpuk di sini, tidak ada yang angkut. Rumah makan di sekitar lokasi sampah ini tutup. Tidak ada yang mau datang belanja ke toko kami,” ujar Budiman, pedagang di Pasar Narmada, Sabtu (14/6/2025).
Budiman mengungkapkan bahwa tumpukan sampah tersebut sudah hampir menutupi badan jalan dan belum ada tindakan dari pihak terkait, meski warga telah menyampaikan protes ke kantor desa dan camat.
“Alasannya karena tupoksi pengangkutan sampah bukan menjadi kewenangan mereka,” tambahnya.
Kondisi serupa juga dikeluhkan oleh Hartono, warga yang rumahnya bersebelahan dengan lokasi pembuangan sampah.
“Bayangkan setiap hari kami tidur dengan aroma busuk sampah ini. Tidak pernah diangkut dan dibiarkan berhari-hari seperti ini,” kata Hartono dengan nada kesal.
Sampah Menumpuk Juga di Pasar Keru
Camat Narmada, Sumasno, mengakui bahwa pihak kecamatan menjadi sasaran kemarahan masyarakat akibat persoalan ini. Ia menyebut bahwa kondisi serupa juga terjadi di Pasar Keru, dan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lobar serta Disperindag.
“Kami sudah koordinasi dengan DLH Lobar dan Disperindag terkait persoalan ini. Ya beginilah kondisinya sampai sekarang,” kata Sumasno.
Ia mengeluhkan alasan klasik yang kerap disampaikan oleh DLH, seperti kurangnya armada pengangkut, kondisi truk yang sudah tua, hingga sopir yang sakit.
“Pengangkutan sampah di Narmada sering tidak bisa dilakukan karena alasan-alasan seperti itu. Ini sudah berulang kali,” sesalnya.
Sumasno bahkan mengusulkan agar pengelolaan sampah dikembalikan ke kecamatan, dengan dilengkapi armada, fasilitas, dan biaya operasional.
“Coba berikan kami mengurus persoalan sampah dilengkapi dengan armada, akomodasi dan biaya operasionalnya. Kami punya pelayanan umum yang ini memang menjadi tupoksinya,” tegas dia.
TPA Kebon Kongok Tutup, DLH Diminta Tambah Armada
Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Barat, Nurul Adha, yang akrab disapa Ummi Nurul, mengungkapkan bahwa tumpukan sampah ini merupakan dampak dari penutupan TPA Kebon Kongok, yang selama ini menjadi lokasi utama pembuangan sampah di wilayah Lombok.
“Ini dampak dari tutupnya TPA Kebon Kongok. Saya sudah memberi arahan kepada Plt Kadis LH untuk menambah rate armada yang mengangkut ke lokasi sementara yang sudah disepakati bersama Provinsi,” jelas Ummi Nurul.
Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendorong percepatan pengangkutan sampah dan mencari solusi alternatif untuk mengatasi krisis kebersihan yang berdampak luas pada kesehatan dan aktivitas ekonomi warga. (*)