LOMBOK TIMUR, ntbnews.com – Jumlah guru kelas di jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terus menipis seiring dengan gelombang pensiun besar-besaran yang terjadi tahun ini.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lotim, sebanyak 284 guru SD akan pensiun pada 2025, memperparah kekurangan tenaga pendidik yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Kepala Disdikbud Lotim, Izzudin, menyatakan bahwa kondisi ini sangat mendesak dan memerlukan solusi cepat.
Salah satu opsi yang ditawarkan adalah mengalihkan sebagian guru mata pelajaran (mapel) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menjadi guru kelas di SD.
“Saat ini formasi guru SD sangat dibutuhkan, berbeda dengan SMP yang justru mengalami kelebihan guru mapel,” ungkap Izzudin pada Jumat (25/4/2025).
Ia menambahkan bahwa langkah ini tidak hanya mengisi kekosongan tenaga pengajar di SD, tetapi juga membantu guru SMP yang telah menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) namun kesulitan memenuhi beban kerja minimal 24 jam—syarat pencairan tunjangan sertifikasi guru.
“Banyak guru SMP yang sudah PPG tapi tidak bisa menerima tunjangan karena jam mengajarnya kurang dari 24 jam. Di SD, mereka bisa mengajar sebagai guru kelas dan memenuhi beban kerja itu,” jelasnya.
Disdikbud juga mencatat bahwa kebutuhan guru mapel di SMP saat ini sudah lebih dari cukup. Beberapa guru bahkan hanya mendapatkan beban kerja kurang dari 10 jam per minggu, kondisi yang jauh dari ideal untuk pemenuhan hak-hak kesejahteraan guru.
“Redistribusi guru ini juga bagian dari upaya menjaga kesejahteraan guru PPG, sambil memastikan tidak ada SD yang kekurangan guru,” kata Izzudin.
Hingga April 2025, jumlah guru ASN di Lombok Timur dari jenjang SD hingga SMP tercatat mencapai 7.089 orang, sementara lebih dari 3.000 guru honorer telah masuk dalam database untuk diangkat sebagai guru paruh waktu.
Disdikbud Lombok Timur berharap program redistribusi guru ini bisa segera dijalankan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar tetap optimal. (*)