Daerah  

Kesulitan Jaringan Internet, Sekolah ‘Terpaksa’ Adakan Belajar Tatap Muka Terbatas

Bima, Ntbnews.com – Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai daerah di Indonesia serta status zona merah tak berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kabupaten Bima.

Hal ini terlihat dari aktivitas belajar tatap muka di sejumlah sekolah yang didatangi awak media ini. Salah satunya di SDN Lido, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Plt Kepala SDN Lido, Ma’ani mengungkapkan, pihaknya sudah dua bulan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

“Kami mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka terhitung mulai tanggal 21 Januari sampai sekarang. Untuk proses pembelajarannya berjalan sebagaimana biasanya. Namun untuk waktunya kami batasi. Dari jam 08.00-10.00 Wita,” ungkapnya, Rabu (24/3/2021).

Kata dia, pembatasan tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Ia mengaku, sejauh ini tak ada satu pun orang yang terinfeksi Covid-19.

Meski begitu, pembelajaran dengan cara normal belum dapat dilaksanakan di sekolah tersebut. “Karena memang belum ada izin dari atas, sehingga caranya seperti itu,” jelasnya.

Pembelajaran tatap muka diadakan di sekolah tersebut disebabkan peralatan yang tak mendukung sistem daring. Salah satunya, para pelajar belum memiliki smartphone. “Jaringan di sini juga susah,” kata Ma’ani.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, pihaknya mengikuti protokol kesehatan seperti meminta para pelajar menjaga jarak saat berada di sekolah.

“Dalam proses pembelajaran di kelas pun kami mewajibkan kepada para siswa untuk tetap memakai masker pada saat proses belajar mengajar,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Ma’ani, pihak sekolah menyediakan tempat cuci tangan dan memberikan masker kepada setiap siswa.

“Sejauh ini untuk seluruh guru, staf maupun para siswa tidak ada yang terpapar virus corona,” ungkapnya.

Kata dia, proses belajar tatap muka ini sudah melalui izin Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bima. Orang tua para siswa pun telah mengizinkan anak-anak mereka untuk mengikuti aktivitas belajar di sekolah.

“Adapun alasan orang tua memperbolehkan anak-anak mereka belajar di sekolah karena pelajar yang duduk di kelas satu masih banyak yang belum bisa membaca. Bahkan ada pelajar di kelas enam yang masih kurang lancar membaca,” beber Ma’ani.

Pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Belo juga sudah berjalan selama dua bulan terakhir. Bentuknya sama. Pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Plt SMPN 1 Belo Samsul Huda menjelaskan, para siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka dibatasi. Kemudian jadwal belajar mengajar hanya dilaksanakan pada pukul 08.00-11.00 Wita.

Dia mengungkapkan, hal itu berdasarkan arahan dalam surat edaran dari Disdik Kabupaten Bima. Selain itu, hanya siswa kelas 9 yang mengikuti pembelajaran tatap muka.

“Sementara untuk kelas 7 dan kelas 8 sebagiannya masih kami berlakukan pembelajaran daring maupun luring dan sebagiannya kami berlakukan pembelajaran secara tatap muka terbatas,” bebernya.

Sampai saat ini, kata dia, belum ada surat edaran lanjutan dari Disdik Kabupaten Bima untuk membatalkan edaran sebelumnya yang memperbolehkan pihak sekolah menggunakan tiga pilihan pembelajaran tersebut.

Samsul menjelaskan, pihaknya menghadapi kesulitan saat menerapkan pembelajaran luring dan daring. Selain pegawai yang terbatas, sekolah juga berhadapan dengan jaringan internet yang kerap tak menentu.

“Akses internet terbatas. Kurang lancar. Kadang bagus. Kadang tidak bagus,” jelasnya.

Sementara dalam proses belajar daring dan luring, guru-guru dan para siswa tak banyak memahami penggunaan aplikasi yang tersedia.

“Sehingga kelas 7 dan 8 memilih untuk belajar tatap muka terbatas,” katanya.

Dalam proses belajar luring, guru meminta bantuan sejumlah siswa untuk menjadi “kurir”. Mereka diberi tugas untuk menyebarkan dan mengumpulkan tugas beberapa orang pelajar yang mengikuti sistem belajar luring.

Dia menyebutkan, pihak sekolah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Di antaranya menyediakan wadah untuk mencuci tangan, masker, serta mewajibkan para guru dan siswa-siswa menjaga jarak.

Samsul mengatakan, ke depan pihaknya akan memperketat protokol kesehatan. Terlebih setelah proses belajar tatap muka secara penuh dilaksanakan pada Juli 2021.

“Kami akan persiapkan hal-hal yang terkait dengan protokol kesehatan seperti dari pintu masuk kami akan melakukan pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker serta mencuci tangan sebelum masuk ke kelas,” kata Samsul. (*)

Penulis: Nur Hasanah

Editor: Ahmad Yasin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *