LOMBOK BARAT, ntbnews.com – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) resmi membuka Sekolah Rakyat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat rentan dan daerah tertinggal.
Pembukaan Sekolah Rakyat ini merupakan bagian dari program unggulan Kemensos dalam mendukung pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan komunitas berbasis sosial.
Fokus utamanya adalah memperkuat keadilan sosial dan memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan hak pendidikan yang layak.
“Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam menyediakan layanan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan sosial,” ujar Kepala Sentra Paramitha Mataram, Nur Aini, Senin (20/5/2025).
Untuk menunjang operasional Sekolah Rakyat yang berlokasi di Sentra Paramitha Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kemensos membuka lowongan sebanyak 19 formasi, terdiri dari posisi guru sekolah dan tenaga kependidikan yang mendukung kegiatan administrasi serta pengelolaan pembelajaran.
Proses rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan ini dilakukan melalui dua jalur utama, yakni redistribusi ASN (PNS) dan penempatan ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Setiap pelamar diwajibkan mengikuti tahapan seleksi tambahan berupa psikotes, tes TOEFL, serta wawancara mendalam.
Data pelamar dikumpulkan secara lengkap menggunakan sistem by name by address (BNBA) dan batas waktu pendaftaran ditetapkan hingga 20 Mei 2025.
Seluruh pelamar wajib mengisi formulir serta mengunggah berkas melalui tautan resmi Kemensos di: https://s.kemensos.go.id/tbe
“Kami mencari individu yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki semangat pengabdian tinggi untuk membangun masa depan generasi muda di NTB,” tambah Nur Aini.
Langkah strategis ini diharapkan mampu memperkuat pemerataan layanan pendidikan di daerah, serta melahirkan generasi muda yang cerdas, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Dengan hadirnya guru dan tenaga kependidikan berdedikasi, Sekolah Rakyat Sentra Paramitha Mataram ditargetkan menjadi model pendidikan sosial yang dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia. (*)