BIMA, ntbnews.com – Pasca diterjang banjir bandang awal tahun 2025, kini Desa Kalampa dan Desa Tenga di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali dilanda bencana. Kali ini, wilayah tersebut mengalami kekeringan parah yang menyebabkan ratusan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 128 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 370 jiwa terdampak langsung akibat kerusakan mesin pompa air di kedua desa tersebut.
“Kekeringan di Desa Tenga dan Kalampa merupakan bagian dari bencana hidrometeorologi yang saat ini melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk NTB,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (27/4/2025).
Abdul menambahkan, penanganan awal telah dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima melalui distribusi air bersih ke lokasi terdampak. Namun, keterbatasan infrastruktur membuat pendistribusian masih menjadi tantangan tersendiri.
Imbauan Penggunaan Air Secara Bijak
BPBD Kabupaten Bima juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien guna mengantisipasi keterbatasan pasokan selama musim kemarau berlangsung.
“Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem serta potensi bencana lain seperti banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan,” tambah Abdul Muhari.
Banjir Awal Tahun Sebabkan Kerusakan Besar
Diketahui sebelumnya, pada Senin, 20 Januari 2025, Desa Kalampa sempat diterjang banjir bandang akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pagi hingga sore hari.
Banjir saat itu merendam pemukiman warga, sekolah, termasuk SMA 2 Woha, serta area persawahan seluas ratusan hektare.
Dua bulan berselang, kondisi berbalik drastis. Curah hujan yang menurun drastis memperparah dampak perubahan iklim di wilayah NTB, membuat desa yang sebelumnya tergenang air kini kesulitan mendapatkan sumber air bersih.
Langkah Pemerintah dan Harapan Warga
Hingga kini, warga di dua desa tersebut masih berharap adanya solusi jangka panjang, seperti perbaikan mesin pompa dan pembangunan instalasi air bersih yang lebih andal.
Dengan meningkatnya intensitas bencana iklim, BNPB bersama pemerintah daerah terus berupaya memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana ke depan. (*)