MATARAM, ntbnews.com – Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Lalu Gita Ariadi dan HM. Sukiman Azmy (Gasman) dianggap memiliki modal besar untuk memenangi kontestasi Pilkada NTB 2024.
Meski latar belakang politiknya bukan dari partai, pasangan Gasman memiliki modal yang besar dari jabatan sebelumnya.
“Pasangan Gasman punya modal besar. Lalu Gita kita tahu dia ada di puncak karir seorang ASN dengan menjadi sekda kemudian Pj Gubernur NTB. Dia punya elektabilitas,” kata Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Dr. Ihsan Hamid, dalam pernyataannya, Kamis (7/6/2024).
Cawagub Sukiman juga memiliki modal yang besar setelah sukses menjadi Bupati Lombok Timur selama dua periode.
“Lombok Timur itu kabupaten dengan jumlah DPT terbesar di NTB, hampir 1,3 juta. Paling tidak kalau dia mencalonkan diri, Sukiman bisa mengambil suara 400 atau 500 ribu suara dari Lombok Timur,” jelas Ihsan.
Pasangan Petahana Terpecah, Peluang Baru bagi Gasman
Pasangan petahana Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) yang disebut pecah kongsi membuka peluang besar bagi calon lain. Ihsan menyebutkan saat ini Zulkieflimansyah telah menggandeng Suhaili Fadhil Thohir untuk Pilkada NTB.
“Suhaili ini kan kader Golkar, tetapi surat tugas Golkar itu saya dengar diberikan pada Lalu Gita. Sehingga ini semua masih cair,” jelasnya.
Lalu Gita Ariadi, yang saat ini menjabat Sekda, mengatakan kepada wartawan di NTB, bahwa ia optimis mendapatkan kendaraan di Pikada NTB.
“Semua masih berproses. Ini pengalaman baru kita kondisi kebatinan setelah pilpres. Saya guyon kemarin menanyakan segera keluarkan rekomendasi, belum ada.”
“Kami terus jajaki dengan partai, dinamika-dinamika terus terjadi. Jadi, semuanya masih berproses,” kata Lalu Gita.
Gasman Berpotensi Salip Rohmi-Firin
Usai gubernur petahana Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah pecah kongsi, kekuatan politik di NTB pun terbelah. Lembaga survei dan hasil polling online merilis hasil yang berbeda-beda.
Baru-baru ini, sebuah hasil survei online dari pollingkita.com, menempatkan pasangan Lalu Gita-Sukiman Azmy di posisi teratas (69,0%), mengalahkan pasangan Sitti Rohmi Djalilah & Musyafirin, atau Rohmi-Firin (13,4%).
Polling yang dibuat pada 20 Juni 2024 pukul 22.55 WIB tersebut sudah menerima 1994 suara hingga 3 Juli 2024 sore hari.
Pasangan Gasman mengungguli Rohmi-Firin dalam pertanyaan polling yang menanyakan
“Jika ada 4 pasang calon Pilkada NTB, siapa yang akan anda pilih?” Selain dua pasangan tersebut, ada juga pasangan dr. Lalu Muhammad Iqbal & Hj. Indah Dhamayanti Putri, atau L Iqbal-Dinda (10,1%) dan Zulkieflimansyah & Suhaili, atau Zul-Uhel (7,5%).
Polling tersebut bukanlah dari lembaga survei resmi, melainkan respon warga net yang dapat diakses secara online. Salah satu hasil survei dari Lembaga Survei Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) menyebutkan pasangan Gasman ada di posisi nomor dua, dengan tingkat keterpilihan 12,7%. Posisi tertinggi diduduki oleh pasangan Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyaifirin (Rohmi-Firin) yang mampu meraih 39,5%.
Seperti diketahui, Sitti Rohmi merupakan kakak Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, Gubernur NTB dua periode 2008-2014 dan 2014-2018.
Incumbent Zulkieflimansyah yang berduet dengan mantan Bupati Lombok Tengah Suhaili FT (Zul-Uhel) hanya meraih 8,9% dan pendatang baru dr. Lalu Muhammad Iqbal, diplomat karir dari Kemenlu dan Hj. Indah Dhamayanti Putri (dae Dinda), petahana bupati Bima, meraih 3,1% keterpilihan.
Dinamika Politik NTB yang Terus Berubah
Kekuatan Rohmi nampaknya cukup konsisten di posisi teratas. Lembaga survei lainnya, Poltracking, melakukan simulasi empat nama, menempatkan Sitti Rohmi Djalillah memiliki elektabilitas 33 persen.
Diikuti Zulkieflimansyah 29,5 persen, Lalu Muhammad Iqbal 17,0 persen, dan Lalu Gita Ariadi 2,1 persen.
Meski Rohmi bertengger di posisi teratas, pakar Komunikasi Universitas Mataram Dr. Agus Purbathin Hadi MSi mengatakan hasil berbagai survei terkait Pilgub NTB sangat dinamis dan dapat berubah ke depannya karena data menunjukkan pemilih yang belum menentukan pilihan masih tinggi.
“Hasil survei sangat dinamis. Bisa jadi akan muncul kuda hitam yang akan menyalip di tikungan,” kata Dr. Agus.(*)