MATARAM, ntbnews.com – Dua mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram (Unram), berinisial MZA dan AI, dipanggil penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemanggilan ini terkait laporan perusakan gerbang kantor DPRD NTB yang terjadi pada Jumat, 23 Agustus 2024, saat aksi demonstrasi mahasiswa.
Pemanggilan Mahasiswa oleh Polda NTB
Pemanggilan kedua mahasiswa tersebut teregister dalam laporan polisi bernomor LP/B/141/VIII/2024/SPKT/Polda Nusa Tenggara Barat, tertanggal 26 Agustus 2024. Berdasarkan surat pemanggilan nomor B/592/VIII/RES.1.10/2024/Ditreskrimum, keduanya dijadwalkan diperiksa pada Rabu pagi (4/9) pukul 10.00 WITA di ruang penyidik Subdit III Ditreskrimum Polda NTB.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unram, Herianto, membenarkan pemanggilan tersebut.
“Yang terkonfirmasi dipanggil baru dua orang. Mahasiswa dari Fakultas Teknik,” jelasnya, Rabu (4/9/2024).
Kejanggalan dalam Pemanggilan Mahasiswa
Herianto menyoroti kejanggalan dalam pemanggilan ini, sebab dari ratusan mahasiswa yang terlibat dalam aksi, hanya dua mahasiswa yang dipanggil oleh Polda NTB.
“Itu yang menjadi pertanyaan besar kita, kenapa hanya dua mahasiswa ini yang dipanggil,” ungkapnya.
Aksi perusakan terjadi saat ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di NTB menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD NTB untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas pencalonan kepala daerah.
Menurut Herianto, pemanggilan ini seharusnya adil dan tidak mengarah pada diskriminasi terhadap mahasiswa tertentu.
Mahasiswa Berharap Tidak Terjadi Konflik dengan Kepolisian
Lebih lanjut, Herianto berharap agar pemanggilan ini tidak menjadi upaya untuk memecah belah mahasiswa dengan pihak kepolisian.
“Kami hanya mengawal kejelasan. Sehingga tidak ada rasanya kami diadu domba antara mahasiswa dengan pihak kepolisian,” jelasnya.
Herianto juga menegaskan bahwa BEM Unram akan terus mengawal proses pemeriksaan kedua mahasiswa tersebut.
“Tetapi ketika kawan kami ditangkap tanpa keterangan yang jelas, maka kami akan membangun gerakan besar-besaran menuntut keadilan dan ruang kebebasan,” tegasnya.(*)