Mataram, ntbnews.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses mengadakan Dialog Ekonomi yang mengangkat tema Gerakan Sehat, Tumbuh dan Tangguh Melawan Covid-19 di Buja Sera, Kota Mataram, Sabtu (4/9/2021) pukul 16.00 Wita.
Dalam sambutannya, Ketua DPD IMM NTB, Miftahul Khair mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan tersebut.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para pembicara dan teman-teman mahasiswa, organisasi mahasiswa yang hadir hari ini, dan teman-teman panitia yang telah menyukseskan acara ini,” ucap Khair.
Dialog ekonomi yang membahas perekonomian NTB selama pandemi Covid-19 tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari IMM, HMI, dan sejumlah organisasi lainnya di Provinsi NTB.
Terdapat tiga orang pembicara yang hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Karo Ekonomi Setda NTB, Eva Dewiyani; perwakilan OJK Provinsi NTB, Bambang Antariksawan, serta Direktur Utama PT GNE, Syamsul Hadi.
Dalam pemaparannya, Eva Dewiyani menyebutkan, tahun ini perekonomian NTB tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. Pada 2021, ekonomi provinsi ini tumbuh 6,6%.
“Itu menunjukkan apa? Geliat ekonomi kita semakin baik dibandingkan tahun 2020. Memang tahun 2020 parah. Kita anggap sangat parah,” jelas Eva.
Karena itu, tahun lalu dana dari pemerintah banyak dialihkan untuk membangkitkan perekonomian daerah. Di samping itu, sebagian besar dana digunakan untuk tenaga kesehatan dan vaksin.
“Semua dana dari pusat itu digunakan untuk menanggulangi masalah Covid-19, termasuk juga dana untuk desa digunakan untuk menghadapi Covid-19,” bebernya.
Atas dasar itu, dana pemerintah kian terbatas karena telah digelontorkan untuk menanggulangi Covid-19. Sejumlah OPD pun mengeluhkan kebijakan re-focusing anggaran selama pandemi Covid-19.
“Anggaran mereka dialihkan untuk penanganan Covid-19. Anggarannya dialihkan untuk memulihkan perekonomian seperti penguatan UMKM. Jangan sampai UMKM di NTB mati karena Covid-19,” katanya.
Sementara itu, Bambang Antariksawan menjelaskan, tahun ini pertumbuhan industri keuangan NTB di atas rata-rata nasional. Pertumbuhan aset perbankan mencapai Rp 62 triliun atau tumbuh 8,75%. Secara nasional tumbuh 7,88%.
Dari sisi kredit, tumbuh 7,49%. Sedangkan secara nasional tumbuh 0,56%. “Berarti di NTB banyak yang ngutang. Artinya, di sektor ini semua dana yang disampaikan itu sudah disalurkan semua,” jelasnya.
Terakhir, Syamsul Hadi menambahkan, dampak pandemi Covid-19 sangat luas, termasuk dunia usaha. Selama pandemi melanda NTB, sektor-sektor usaha terpukul.
“Tentu kita tidak berpangku tangan. Kita menghadapi ini dengan optimisme. Seluruh elemen masyarakat ini harus optimis,” katanya.
Dialog yang dipandu Kabid Hikmah DPD IMM NTB Sarif Hidayat tersebut semakin menarik dengan adanya tanya jawa sebanyak dua sesi antara peserta dan para pembicara. Dari pantauan media ini, peserta sangat antusias memberikan masukan, bertanya, dan melayangkan kritikan serta memberikan solusi kepada pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Acara ini pun ditutup dengan penyerahan buku Ideologi dan Dinamika Gerakan IMM sebagai Pelopor Peradaban yang ditulis Miftahul Khair kepada para pembicara, serta sesi foto bersama pembicara, pengurus IMM, organisasi mahasiswa, dan peserta yang meramaikan dialog tersebut. (ln)