Post ADS 1
Daerah  

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di NTB hingga 15 Desember 2024

MATARAM, ntbnews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO).

Fenomena ini, yang saat ini sedang aktif, berpotensi meningkatkan intensitas hujan serta memicu angin kencang di wilayah NTB.

Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG NTB, Bastian Andriano, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

“Hujan lebat dan angin kencang diperkirakan akan terjadi hingga 15 Desember. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi peringatan dini cuaca dari BMKG,” ujar Bastian, di Mataram, Senin (9/12/2024).

Prakiraan Cuaca di NTB

Berdasarkan perkiraan BMKG, cuaca di NTB diprediksi akan bervariasi, mulai dari cerah berawan hingga hujan lebat.

Selain itu, angin permukaan di wilayah ini akan bertiup dengan arah dominan dari barat daya hingga barat laut, dengan kecepatan maksimum mencapai tujuh kilometer per jam.

BMKG juga mengingatkan potensi gelombang laut tinggi di perairan NTB, terutama di perairan selatan Lombok, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan NTB, dengan tinggi gelombang lebih dari dua meter.

“Nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di laut perlu meningkatkan kewaspadaan,” tambah Bastian.

Pengaruh Bibit Siklon dan Squall Line

Fenomena cuaca ekstrem ini juga dipengaruhi oleh penggabungan dua bibit siklon tropis, yakni 91S dan 93S, yang terjadi di Samudera Hindia.

Erma Yulihastin, ilmuwan cuaca dan perubahan iklim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa proses penggabungan kedua bibit siklon tersebut dapat menghasilkan squall line atau garis badai intensif yang berpotensi mengganggu cuaca di daratan dan perairan NTB.

“Lapis-lapis pusaran yang terbentuk selama penggabungan siklon ini berkontribusi pada cuaca ekstrem yang dirasakan di NTB,” terang Erma.

Proses ini dapat menyebabkan hujan deras yang berpotensi memicu banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah rawan bencana.

Antisipasi dan Kesiapsiagaan

BMKG terus memberikan pembaruan informasi cuaca melalui berbagai kanal resmi, termasuk aplikasi, situs web, dan media sosial.

Pemerintah daerah juga diimbau untuk menyebarkan informasi cuaca terkini kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan pesisir dan daerah rawan longsor.

Bastian mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat.

“Jangan abaikan peringatan dini dari BMKG untuk melindungi keselamatan diri dan keluarga,” pesan Bastian.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *