MATARAM, ntbnews.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Universitas Mataram (Unram) resmi menandatangani kerja sama strategis dalam pelaksanaan riset terpadu dari hulu ke hilir.
Kolaborasi ini menitikberatkan pada optimalisasi pengolahan sumber daya lokal, khususnya kelor, nira aren, dan rumput laut, sebagai bagian dari transformasi ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat desa.
Fokus riset ini bertujuan menjawab tantangan ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan impor bahan baku, dan meningkatkan kesejahteraan petani serta pelaku UMKM lokal melalui pendekatan riset terapan.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan, pengurangan impor bahan baku, serta peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM lokal melalui pendekatan berbasis riset terapan,” ujar Kepala Brida NTB, I Gde Putu Aryadi, pada Selasa (10/6/2025).
Kolaborasi BRIDA dan Unram menetapkan tiga prioritas riset jangka pendek, yang semuanya menyasar potensi lokal NTB.
1. Pemanfaatan Kelor sebagai Sumber Protein Alternatif
Riset ini fokus pada pemanfaatan kelor (Moringa oleifera) sebagai substitusi pakan ternak berbasis protein lokal, menggantikan ketergantungan terhadap pakan berbasis jagung yang sebagian besar masih impor.
Dengan kandungan gizi tinggi, kelor berpotensi besar menjadi solusi dalam peningkatan produktivitas peternakan.
2. Pengembangan Produk Kombinasi Kelor dan Rumput Laut
Kombinasi kelor dan rumput laut difokuskan pada penciptaan produk pangan fungsional dan kesehatan yang bernilai tambah.
Potensi sinergis antara dua komoditas ini diharapkan menghasilkan produk inovatif yang mampu menembus pasar nasional dan ekspor.
3. Diversifikasi Pengolahan Nira Aren
Tidak hanya sebagai bahan baku gula aren, nira juga dikembangkan menjadi minuman siap saji yang memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini membuka peluang industri baru berbasis potensi desa.
“Kita berharap kolaborasi ini dapat membangun NTB sebagai pusat inovasi agroindustri nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM lokal,” tambah Aryadi.
Melibatkan Masyarakat dan Stakeholder: Edukasi Menjadi Kunci
Proyek riset terpadu ini tidak hanya dilakukan di laboratorium, tetapi akan melibatkan langsung berbagai pemangku kepentingan.
Mulai dari dinas terkait, penyuluh lapangan, akademisi, hingga pelaku industri lokal, semua akan berperan aktif dalam mendukung ekosistem riset berbasis masyarakat.
Edukasi dan penyuluhan akan menjadi salah satu agenda utama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai proses pengolahan produk yang sesuai dengan standar biologis, kimia, dan higienitas.
Menuju NTB sebagai Pusat Agroindustri Inovatif
Inisiatif ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi NTB dalam menjadikan daerah ini sebagai pusat agroindustri inovatif nasional, berbasis pada kekayaan sumber daya lokal dan kearifan masyarakat desa.
Dengan sinergi riset antara BRIDA dan Unram, NTB diharapkan mampu menjadi contoh transformasi ekonomi hijau yang berkelanjutan dan inklusif. (*)