MATARAM, ntbnews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk waspada terhadap potensi curah hujan tinggi yang diprediksi terjadi pada pertengahan Januari 2025.
BMKG memperkirakan curah hujan melebihi 100 milimeter per dasarian di sebagian besar wilayah NTB, dengan probabilitas mencapai 50 hingga 90 persen.
“Antara 11 hingga 20 Januari 2025, terdapat peluang curah hujan melebihi 100 milimeter per dasarian di sebagian besar wilayah NTB, dengan probabilitas mencapai 50 hingga 90 persen,” ujar Anggitya Pratiwi, Prakirawan BMKG NTB, dalam keterangan resmi yang diterima pada Senin (13/1/2025).
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bagi sejumlah wilayah di NTB berdasarkan analisis prediksi curah hujan dasarian.
Beberapa daerah dengan level kewaspadaan antara lain Kecamatan Sanggar di Kabupaten Bima, Kecamatan Narmada di Lombok Barat, serta Kecamatan Batuliang Utara dan Kopang di Lombok Tengah.
Selain itu, wilayah lainnya yang juga berpotensi terdampak curah hujan tinggi adalah Kecamatan Aikmel, Montong Gading, Pringgasela, Sambelia, Sembalun, Suela, dan Wanasaba di Lombok Timur;
Kecamatan Bayan, Gangga, dan Kayangan di Lombok Utara; serta Kecamatan Labuhan Badas, Maronge, Plampang, dan Ropang di Sumbawa.
Lebih lanjut, BMKG mengingatkan bahwa wilayah dengan peringatan level siaga meliputi Kecamatan Pekat di Kabupaten Dompu dan Kecamatan Tambora di Kabupaten Bima.
Dalam penjelasannya, BMKG menyatakan bahwa kondisi cuaca saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor atmosfer global.
Monitoring terkini menunjukkan bahwa indeks Dipole Mode Samudra Hindia (IOD) berada pada kategori negatif dengan nilai -0,54.
Diperkirakan, IOD akan kembali ke kondisi netral pada Februari 2025 dan bertahan hingga pertengahan tahun.
Selain itu, fenomena La Nina lemah dengan nilai anomali Suhu Permukaan Laut (SST) di Nino3.4 sebesar -1,06 masih berlangsung, dan diprediksi akan bertahan hingga Maret 2025.
Aktivitas angin barat yang dominan di wilayah Indonesia sejak akhir 2024 juga diperkirakan akan meningkat hingga Maret 2025.
Anggitya menambahkan, meskipun gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) belum aktif, aktivitas tersebut diperkirakan akan mulai memengaruhi wilayah Indonesia pada pertengahan Januari 2025.
“Aktivitas ini akan meningkatkan pembentukan awan hujan,” ujar Anggitya.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.
“Peningkatan curah hujan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Kami berharap masyarakat tetap memantau informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan dari pihak berwenang,” tandasnya.
Masyarakat diharapkan selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca melalui BMKG untuk mengantisipasi dampak buruk yang mungkin timbul akibat cuaca ekstrem ini. (*)