Bima, ntbnews.com – Ishaka (72), warga RT 10, RW 05, Dusun Pali Sondo, Desa Sondosia, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, mengembangkan bisnis kopra.
Kepada media ini, Ishaka mengungkapkan, usaha tersebut memang masih berstatus sampingan di luar pekerjaan utamanya sebagai petani.
Meski begitu, usaha itu dapat menutupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
“Bisnis ini menjadi penunjang kelangsungan hidup kami. Lumayan untuk beli kopi dan kebutuhan lain,” ungkapnya dengan rendah hati kepada ntbnews.com, Senin (12/7/2021).
Ia sudah melakoni bisnis ini selama dua tahun. Seiring berjalannya waktu, usaha kopranya bisa merambah pasar antar-pulau seperti Jawa dan Sulawesi.
“Harganya per kilogram itu Rp 7.000. Bukan isinya saja yang dijual, tetapi kulit dari kelapa juga kami jual,” jelasnya.
Usaha ini tergolong mudah. Langkahnya, membelah kelapa, menjemurnya, kemudian mengeringkannya selama dua hari.
“Setelah itu bisa langsung kami kirim ke Sulawesi atau Jawa,” ungkapnya.
Ishaka berjanji akan terus mengembangkan usaha kopranya. Pasalnya, permintaan kopra kian meningkat dari tahun ke tahun.
“Saya akan terus berikhtiar untuk mengembangkannya agar usaha ini bisa terus maju,” ucapnya.
Sementara itu, mahasiswa STISIP Bima, Burhanuddin, sangat mendukung pemerintah agar usaha kopra dapat dikembangan di daerah tersebut.
Ia pun memuji kepiawaian Ishaka mengembangkan bisnis kopra. “Beliau bisa melihat peluang dalam mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya,” puji Burhan.
Dia mengaku akan membantu Ishaka untuk mengembangkan bisnis tersebut. Salah satu langkahnya, mendesak Pemerintah Desa Sondosia untuk membantu usaha kopra yang dikembangkan Ishaka.
“Semoga usaha ini akan lebih maju, berkembang, dan bertahan dengan kondisi apa pun. Saya yakin dengan kesabaran beliau, itu adalah modal awal dalam berikhtiar mengembangkan usaha ini,” tutupnya. (*)
Penulis: Akbar
Editor: Ufqil Mubin