Bima, Ntbnews.com – Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, sejak Jumat (2/4/2021) sore. Akibatnya, ribuan rumah warga terendam banjir.
Mereka pun mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ada yang ke rumah keluarga mereka. Tak sedikit pula warga yang memanfaatkan lantai dua masjid untuk mengungsi.
Setelah banjir berangsur surut pada Sabtu (3/4/2021) pagi, belum ada tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah.
Warga yang menjadi korban banjir pun belum kunjung mendapatkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.
Hal itu dikeluhkan warga Desa Sakuru, Kecamatan Monta. “Kami butuh air bersih dan makanan jadi karena dari kemarin kami belum makan,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Sakuru Muhammad Arif kepada ntbnews.com pada Sabtu pagi.
Arif mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan bantuan berupa kebutuhan pokok yang sangat mendesak dibutuhkan korban banjir.
“Kami sedang mengupayakan komunikasi dengan pemda. Tapi belum ada balasan sama sekali dari pemda,” kata Arif.
Terpisah, Desa Rabakodo, Kecamatan Woha juga terendam banjir sejak Jumat kemarin. Warga pun mengeluhkan lambatnya penyaluran bantuan makan, pakaian, dan obat-obatan dari pemerintah.
“Sebagai pemerintah kami akan tetap berkoordinasi dengan bupati dan dinas terkait agar memberikan bantuan kepada warga,” kata Kepala Desa Rabakodo, Jumardani.
Terdapat dua dusun yang terendam banjir di desa tersebut. Antara lain Dusun La Bali dan Dusun Sarae.
“Sampai rumah warga tergenang banjir hingga atap. Tadi malam warga naik ke atap rumahnya,” jelas dia.
“Tadi malam sampai pagi ini ada warga yang melaporkan kehilangan padi, sapi, kambing dan barang lainnya karena terbawa banjir,” bebernya.
Dia menyebutkan, kerugian korban banjir ditaksir mencapai miliaran rupiah. Pasalnya, banyak tembok dan bangunan yang rusak. Sebagian gedung SMA 1 dan SDN Inpres Rabakodo pun roboh karena banjir.
“Belum bisa dipastikan berapa rumah yang rusak. Tapi dapat dipastikan banyak rumah yang roboh dan akses jalan rusak,” ungkapnya.
Hingga kini, berdasarkan data yang diterimanya, Jumardani mengaku tidak ada korban jiwa selama bencana banjir tersebut di desa yang dipimpinnya.
“Untuk sementara tidak ada korban jiwa,” katanya. (*)
Penulis: Nur Hasanah & Arif Sofyandi
Editor: Ahmad Yasin