Mataram, Ntbnews.com – Dinas Kesehatan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan, angka kematian pasien Covid-19 di Mataram tercatat sekitar 5,7 persen atau sebanyak 112 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Usman Hadi mengatakan, angka kematian pasien Covid-19 di Mataram menjadi penyumbang tertinggi di NTB.
“Dari 112 pasien Covid-19 yang meninggal, sebesar 99 persen meninggal karena dipicu penyakit penyerta atau komorbid,” katanya sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (18/2/2021).
Berdasarkan data terakhir Satgas Covid-19 Kota Mataram, Kamis pukul 12.00 Wita, tercatat tambahan 17 pasien dinyatakan sembuh dan 15 kasus positif baru Covid-19.
Dengan demikian, total pasien sembuh 1.904 orang, masih dirawat 71 orang dan meninggal dunia 112 orang.
Terkait dengan itu, katanya, untuk menekan angka kematian pasien Covid-19 dilakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pasien Covid-19.
Salah satunya, dengan menjaga daya tahan tubuh pasien Covid-19 agar tidak mudah terserang menyakit lain, serta ia mengimbau agar segera datang ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat apabila merasakan muncul gejala Covid-19.
“Apalagi pelayanan kesehatan kita di 11 Puskesmas sudah gratis. Karena itu, masyarakat jangan ragu untuk berobat, sebelum gejala semakin berat,” katanya.
Di samping itu, lanjut Usman, masyarakat diharapkan tetap disiplin menerapkan gerakan 5M: menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas, kendati sudah mendapat vaksin Covid-19.
“Efikasi vanksin Covid-19 sebesar 65 persen. Sisanya tetap 5M,” katanya.
Dia mengatakan, vaksinasi Covid-19 salah satu upaya menekan penularan virus tersebut, tetapi tak bisa menjamin masyarakat yang sudah divaksin tidak terpapar Covid-19.
Vaksin Covid-19 memang menambah imunitas, tapi protokol kesehatan harus tetap menjadi hal utama. Sebab tak ada jaminan setelah divaksin tidak terpapar Covid-19.
“Akan tetapi, kalau yang sudah divaksin terpapar Covid-19 risikonya tidak terlalu berat. Sebaliknya, jika tidak divaksin maka potensi terpapar dan risiko besar,” katanya. (ar/ln)