Post ADS 1

DP3A Kukar Aktif Cegah Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat

Marhaini

KUTAIKARTANEGARA- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(DP3A) Kukar menilai trend kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Kukar terbilang tinggi, berbagai upaya dilakukan DP3A Kukar guna meminimalisir kasus.

Data DP3A Kukar mencatat, periode Januari-Maret 2024 tembus 81 kasus yang mencuat dan ditangani.

“Dari 81 kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Yang menimpah perempuan sebanyak 45 kasus, sedangkan pada anak 36 kasus,” sebut Kabid Perlindungan Perempuan dan Khusus Anak (P2KA) Marhaini, Selasa (28/5).

Kasus kekerasan meliputi fisik, psikis dan seksual. Dari sejumlah kasus yang terjadi, lebih banyak didominasi kasus kekerasan seksual terhadap anak dilakukan oleh ayah kandung, paman, kakek atau dari pihak keluarga terdekat lainnya.

“Kita merasa miris, anak perempuannya jadi sasaran dan korban,” tegasnya.

Marhaini menambahkan, untuk mencegah Kukar punya UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)yang menangani kasus dan melayani penanganan dan pencegahan.

“DP3A akan terus berupaya untuk mencegah kasus ini semakin meningkat,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan dengan lakukan sosialisasi demi mencegah kasus ini semakin tidak meningkat.
Di Desa dan Kecamatan ada perpanjangan tangan UPT kami. Jadi jika ada kasus bisa langsung melapor ke Desa maupun Kecamatan kemudian mengarahkan kepada Dinas maupun UPT.

Berbagai upaya juga sudah di lakukan seperti sosialisasi selalu melibatkan tokoh masyarakat desa seperti PKK, Organisasi pemuda, Tokoh Agama, Babin Kamtibmas dan sebagainya, di dalam sosialisai kita juga beri pemahaman jika terjadi kekerasan maupun pelecehan seksual terhadap anak.

“Jangan takut untuk melapor kepada pihak yang berwajib,” jelasnya.

Marhaini berharap dan menghimbau Kepada masyarakat Kukar untuk lebih terbuka dan tidak menutupi kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi, dan jangan takut untuk melaporkannya, agar masalah ini tidak terjadi lagi.

“Penyebabnya beragam, karena lemahnya ilmu tentang Agama, lemahnya perekonomian keluarga, serta ada Kesempatan yang leluasa,” pungkasnya.(ADV130/Hdr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *