MATARAM, ntbnews.com – Calon Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa gagasan mengenai pembentukan sekolah tinggi ilmu seni dan budaya bukanlah hal baru. Menurutnya, para aktivis budaya telah lama memperjuangkan ide ini, namun hingga saat ini belum terealisasi.
Dalam debat pamungkas yang berlangsung pada Rabu (20/11/2024), Iqbal menyatakan bahwa Pemprov NTB selama ini telah “lupa” mendorong pembentukan institusi tersebut.
Untuk itu, jika terpilih nanti, pasangan Iqbal-Dinda berkomitmen untuk segera merealisasikan pembangunan sekolah tinggi ilmu seni dan budaya di Nusa Tenggara Barat (NTB).
“NTB memiliki keragaman budaya yang luar biasa. Sekolah tinggi ilmu seni dan budaya ini akan menjadi pusat keunggulan (center of excellence) untuk terus mengembangkan budaya kita,” ungkap Iqbal dengan penuh semangat.
Iqbal menambahkan, keberagaman budaya yang dimiliki NTB, seperti suku Sasak, Samawa, dan Mbojo, belum sepenuhnya tergarap dengan maksimal.
Selain itu, para budayawan di NTB juga belum memiliki ruang yang cukup untuk mengembangkan kebudayaan mereka secara optimal.
Menurut Iqbal, pembentukan sekolah tinggi seni dan budaya akan menjadi wadah penting bagi pengembangan dan pelestarian kebudayaan di NTB.
Iqbal juga menyampaikan keyakinannya bahwa pembentukan sekolah tinggi ini bisa terwujud, karena gagasan tersebut sudah lama digagas oleh para budayawan dan masyarakat NTB.
Ia juga mengakui, pada periode kepemimpinan sebelumnya, konsentrasi pemerintah lebih banyak tertuju pada penanganan pandemi Covid-19 dan gempa bumi yang terjadi, sehingga gagasan tersebut belum terealisasi.
“Saya tahu pada periode pemerintahan Zul-Rohmi, fokus mereka terganggu oleh pandemi Covid-19 dan gempa bumi. Namun, ke depan, kami sangat yakin ide pembentukan sekolah tinggi ilmu seni dan budaya ini bisa terwujud karena sudah ada kesepakatan dari para budayawan untuk mewujudkannya,” terang Iqbal.
Selain itu, Iqbal juga menyoroti pentingnya supremasi hukum dalam pemerintahan. Menurutnya, penerapan hukum bukan hanya soal aturan semata, tetapi juga tentang membudayakan penghormatan terhadap hukum dan menumbuhkan rasa malu dalam melanggar hukum.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan, menurut Iqbal, adalah dengan membangun sekolah kejujuran yang mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini.
“Hal sederhana seperti membangun sekolah kejujuran, dengan sistem belanja di kantin yang diatur secara mandiri, dapat memberikan pengajaran yang efektif. Model ini sudah diterapkan di banyak tempat dan terbukti berhasil,” tambah Iqbal.
Tak hanya itu, Iqbal juga menekankan pentingnya memperbaiki tata kelola pemerintahan untuk memastikan setiap orang dapat mengikuti prosedur yang benar.
Ia menyebut hal ini sebagai bagian dari penerapan sistem meritokrasi dalam pemerintahan, di mana setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang berdasarkan kemampuan dan pencapaian mereka.
“Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang transparan dan adil, di mana setiap orang bisa berkarier berdasarkan merit dan bukan faktor lainnya,” kata Iqbal.
Gagasan Lalu Muhamad Iqbal mengenai sekolah tinggi ilmu seni dan budaya serta tata kelola pemerintahan yang berbasis meritokrasi menjadi salah satu fokus utama dalam visi dan misinya untuk NTB. Dengan komitmen yang kuat, pasangan Iqbal-Dinda berharap dapat mewujudkan perubahan positif bagi kemajuan NTB.(*)
