BIMA, ntbnews.com – Bentrok antar warga kembali terjadi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kali ini, perseteruan melibatkan dua kelompok warga dari Desa Runggu dan Desa Cenggu, Kecamatan Belo, pada Kamis (24/10/2024) malam. Insiden tersebut terekam kamera warga dan menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman yang beredar, tampak dua kelompok warga saling lempar batu di jalan raya yang menjadi perbatasan antara dua desa.
Konflik ini hanya berlangsung singkat karena aparat kepolisian segera turun ke lokasi dan berhasil meredam situasi sebelum semakin memburuk.
Camat Belo, Ruyani, membenarkan terjadinya bentrok antara dua kelompok warga tersebut. Ia menjelaskan, konflik awalnya terjadi akibat perselisihan remaja dari Desa Cenggu dan Desa Runggu yang terlibat aksi lempar batu.
Meskipun sempat diredam, bentrok kembali terjadi saat beberapa remaja Desa Cenggu tengah duduk di perbatasan kedua desa. Ketika sedang berkumpul, salah satu dari mereka terkena lemparan batu, yang diduga berasal dari warga Desa Runggu.
“Korban langsung dilarikan ke puskesmas,” ungkap Ruyani, Jumat (25/10/2024).
Mengetahui insiden ini, pihak keluarga korban merasa terpancing emosi dan memutuskan untuk melakukan aksi balasan. Mereka mencoba mencari pelaku pelemparan dan bahkan melempar rumah warga Desa Runggu. Beruntung, warga Runggu tidak terpancing oleh aksi tersebut.
“Aksi itu diredam petugas dan langsung dilakukan penjagaan ketat di wilayah perbatasan dua desa tersebut. Saya bersama pak Kapolsek juga akan turun ke lokasi untuk melakukan mediasi,” tambahnya.
Ruyani berharap, insiden bentrok antar warga seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari. Menurutnya, masalah semacam ini sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan demi menjaga ketentraman bersama di lingkungan masyarakat.
“Kami harap semuanya bisa menahan diri dan jangan mudah terprovokasi. Kita serahkan ke aparat penegak hukum untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Ruyani.
Bentrok antar warga desa ini menjadi perhatian aparat keamanan yang terus berjaga-jaga di lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bentrok susulan.(*)