Post ADS 1
Daerah  

Kasus DBD di Lombok Timur Turun, Dinas Kesehatan Imbau Warga Tetap Waspada

LOMBOK TIMUR, ntbnews.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat, menunjukkan tren penurunan dalam tiga bulan terakhir.

Namun, Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim tetap mengimbau masyarakat agar tidak lengah dalam menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah potensi lonjakan kasus di masa mendatang.

Berdasarkan data resmi Dinkes Lotim, total 183 kasus DBD tercatat sejak Januari hingga Maret 2025. Tiga kecamatan dengan penyebaran tertinggi yaitu Kecamatan Selong (41 kasus), Pringgabaya (17 kasus), dan Sakra (15 kasus). Uniknya, mayoritas pasien yang terinfeksi merupakan orang dewasa.

“Tren penurunan kasus ini cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Januari tercatat 55 kasus, Februari naik menjadi 74 kasus, dan Maret kembali turun menjadi 54 kasus,” ungkap Budiman Satriadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3KL) Dikes Lotim, Rabu (16/4/2025).

Menurut Budiman, peningkatan kasus di awal tahun erat kaitannya dengan musim hujan. Genangan air akibat curah hujan tinggi menciptakan habitat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebab DBD.

“DBD sangat erat kaitannya dengan siklus cuaca. Saat curah hujan tinggi, populasi nyamuk juga meningkat karena banyak tempat yang tergenang air,” jelasnya.

Kabar baiknya, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat penyakit DBD di Lombok Timur. “Sampai saat ini belum ada kasus DBD yang mengakibatkan kematian di Lotim,” tegas Budiman.

Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Dikes Lotim terus mengkampanyekan gerakan 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati. Karena itu, kami berharap masyarakat aktif menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk,” kata Budiman.

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka kasus DBD di Lombok Timur dapat terus ditekan, terutama menjelang peralihan musim yang rawan memicu kembali peningkatan jumlah kasus. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *