LOMBOK TIMUR, ntbnews.com – Lombok Timur tengah mengupayakan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kecamatan Sembalun sebagai respons atas meningkatnya permasalahan sampah di kawasan wisata unggulan NTB.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Kebutuhan Mendesak Pengelolaan Sampah di Sembalun
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lotim, Zaedar Rohman, menekankan bahwa pembangunan TPST di Sembalun sangat diperlukan mengingat kawasan tersebut mengalami perkembangan pesat sebagai destinasi wisata.
“Sembalun adalah kawasan wisata yang terus berkembang. Namun, pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar. Dengan adanya TPST, kita berharap bisa menangani persoalan ini dengan lebih efektif,” kata Zaedar.
Saat ini, sistem pengolahan sampah di Sembalun belum memadai. Sampah yang menumpuk di berbagai titik kerap kali tidak tertangani dengan optimal karena kendala jarak dan biaya operasional yang tinggi untuk mengangkutnya ke pusat pengolahan.
Inovasi Ramah Lingkungan melalui TPST
Proyek TPST ini dirancang dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan. Tidak seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang hanya menampung sampah, TPST akan melakukan pemilahan dan pengolahan sampah sehingga dapat menghasilkan produk bernilai ekonomi.
“Sampah organik bisa diolah menjadi kompos atau pakan maggot, sementara sampah anorganik yang masih bernilai bisa didaur ulang. Ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang mencemari lingkungan, tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” papar Zaedar.
Proyek ini telah memasuki tahap perencanaan, dengan penyusunan studi kelayakan (Feasibility Study/FS) sebagai langkah awal. Pemerintah daerah juga telah menetapkan lokasi strategis yang jauh dari pemukiman warga guna meminimalkan dampak negatif seperti bau dan gangguan kesehatan.
Dukungan dan Koordinasi Antar Pihak
Untuk merealisasikan proyek TPST, koordinasi intensif juga tengah dilakukan antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan Dinas Pekerjaan Umum serta Penataan Ruang (PUPR) NTB.
Dana awal pembangunan diperkirakan mencapai sekitar Rp1,2 miliar, dan saat ini dokumen pendukung sedang dilengkapi untuk mengajukan anggaran tersebut.
“Kami sudah membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pendanaan. Saat ini, kami sedang melengkapi dokumen yang dibutuhkan agar prosesnya bisa segera berjalan,” tandas Zaedar.
Camat Sembalun, H. Masri, pun menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan dukungannya penuh.
“Kami sangat berharap proyek ini bisa segera terealisasi. Sampah di Sembalun sudah menjadi masalah serius, dan dengan adanya TPST, kebersihan lingkungan bisa lebih terjaga,” tegas Masri.
Manfaat Jangka Panjang bagi Lingkungan dan Ekonomi
Selain berfungsi sebagai solusi pengelolaan sampah, TPST diharapkan juga menjadi pusat edukasi bagi masyarakat dalam menerapkan pengelolaan sampah yang lebih bijak.
Dengan sistem daur ulang yang optimal, proyek ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga melalui produk-produk hasil olahan sampah.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur optimistis bahwa dengan implementasi TPST terpadu, kawasan wisata Sembalun akan semakin bersih dan nyaman, sekaligus menjadi contoh pengelolaan sampah yang inovatif bagi wilayah lain di Lombok Timur. (*)